Kamis 14 Nov 2013 07:59 WIB

Perjalanan Seven Summits Taklukkan Tujuh Puncak Tertinggi Dunia Dibukukan

Tim pendaki Indonesia seven summits dari mahasiswa Universitas Parahyangan (Unpar) terdiri dari Sofyan Arief (kanan) bersama Xaferius Frans (kedua kanan), Janatan Ginting (kedua kiri) dan Broery Andrew Sihombing (kiri) saat hadir di peluncuran buku
Foto: Antara/Agus Apriyanto
Tim pendaki Indonesia seven summits dari mahasiswa Universitas Parahyangan (Unpar) terdiri dari Sofyan Arief (kanan) bersama Xaferius Frans (kedua kanan), Janatan Ginting (kedua kiri) dan Broery Andrew Sihombing (kiri) saat hadir di peluncuran buku "Menapa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan Tim Seven Summits Expedition 2010-2012 dari Wanadri untuk mendaki tujuh puncak tertinggi di tujuh benua dibukukan. Buku ini nantinya diharapkan menjadi panduan bagi pendaki pemula.

"Buku ini diharapkan menjadi pembuka jalan bagi pendaki muda untuk mengikuti jejak seniornya," kata Ketua Umum Tim Seven Summits, Endriartono Sutarto, di sela Laporan Kegiatan Seven Summits Expedition di Jakarta, Rabu malam.

Menurut dia, buku yang berjudul "Merah Putih di Tujuh Puncak Dunia" ini berisikan segala hal yang berkaitan dengan pendakian berikut catatan perjalanan selama melakukan ekpsedisi oleh tim yang terdiri dari enam pemuda Indonesia itu.

Para pemuda Indonesia yang sukses mengharumkan nama bangsa melalui pendakian dan beberapa di antaranya disebut Seven Summiters adalah Ardeshir Yaftebi, Iwan Irawan, Martin Rimbawan, Nurhuda dan Gina Afriani.

"Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa pemuda Indonesia adalah manusia bertenaga dan bertekad baja yang tak gentar bekerja serta mampu berjuang mengatasi kesulitan yang ekstrem," katanya.

Buku yang saat ini belum dicetak massal ini bukan merupakan hanya bentuk kesuksesan dalam pendakian saja, melainkan sebuah cerita perjalanan. Dalam buku ini juga dikupas cerita kegagalan yang terjadi pada seorang pendaki.

"Semuanya ditulis. Kami tidak tabu menceritakan sebuah kegagalan. Tidak ada yang ditutup-tutupi," kata Litbang Tim Seven Summits Expedition, Aat Soeratin.

Perjalanan Tim Seven Summits untuk menjelajahi tujuh puncak tertinggi dimulai di Puncak Ndugu-Ndugu (Cartenz) di Papua dengan ketinggian 4.884 mdpl pada medio Maret-April 2010. Setelah itu dilanjutkan ke Puncak Kilimanjaro (5.892 mdpl) di Tanzania medio Juli-Agustus.

Selanjutnya tim melakukan expedisi ke puncak tertinggid di Eropa yaitu Elbrus (5,642 mdpl). Pendakian dilakukan medio Agustus-September. Setelah itu tim bergerak ke Amerika Selatan dengan mendaki puncak Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina media Desember-Januari 2011.

Tuntas di selatan, Ardeshir Yaftebi dan kawan-kawan berpindah ke Amerika Utara dengan mendaki puncak Denalo Mc Kinley (6.194) pada medio April-Mei 2011.

Setelah itu bergerak ke Antartika untuk mendaki pincak Vinson Massif (4.897 mdpl) pada medio Desember-Januari 2012.

Expedisi ini ditutup melalui pendakian ke pincak tertinggi di dunia yaitu Sagarmatha/Himalaya (8.850 mdpl) di Tibet pada medio April-Mei 2012. Meski membutuhkan proses yang panjang serta biasa yang besar, akhirnya tim Seven Summits Wanadri mampu menyelesaikan tugasnya.

Expedisi yang didukung oleh pendaki senior Wanadri ini menghabiskan dana yang cukup besar yaitu mencapai Rp 9 miliar. Biaya operasional paling banyak digunakan untuk pendakian ke Puncak Sagarmatha dengan biaya mencapai kurang lebih Rp 3 miliar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement