Kamis 14 Nov 2013 21:29 WIB

Warga Prancis Minati Produk Halal

Rep: c72/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslim Prancis
Muslim Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, Dinamika pasar halal di Prancis semakin menggeliat. Pertumbuhan ini seiring dengan meningkatnya populasi Muslim di negara asal Menara Eifel itu.

Kini, diprediksi jumlah pemeluk Islam di negara yang berbentuk republik tersebut mencapai lima juta jiwa. Pasar halal pun diperkirakan berkembang sekitar 10-15 persen per tahun.

Geliat tersebut semakin mencapai klimaksnya sepanjang Ramadhan. Konsumsi halal sepanjang bulan suci umat Islam itu pun bertambah.

Mengutip Voanews, sejumlah supermarket di negara yang dikenal dengan Peristiwa Revolusi Prancis berlomba-lomba menyediakan produk halal. Seperti yang terjadi di Livrygargan, sebuah kota pinggiran Prancis dengan penduduk multietnis.

Supermarket Cora, misalnya. Supermarket tersebut menawarkan produk halal yang boleh dikonsumsi umat Muslim. Mereka menawarkan produk susu, rempah-rempah, permen, lasagna beku, daging ham, dan lainnya.

Fatima Assani (39), seorang ibu dari dua anak dan asli Maroko, mengatakan, ia biasanya membuat sup khusus untuk Ramadhan. Keluarganya juga melayani buka bersama dengan kue kering, kue Afrika Utara, dan kue-kue oriental. Ia mengatakan, biasanya menemukan apa yang dia butuhkan di Cora.

Direktur Supermarket Cora Mathias Michenaud mengatakan, saat ini Cora mencerminkan keragaman pembeli, salah satunya umat Muslim, sambil menunjukkan tampilan Cora produk halal.

Michenaud mengatakan, beberapa klien Muslimnya adalah keluarga besar yang memasak makanan tradisional. Namun, ada juga pasangan yang modern dan satu orang yang ingin mudah menyiapkan makanan.

Banyak yang lahir di Prancis dan telah mengadopsi masakan Prancis. Michenaud mengatakan, bahkan Muslim yang tidak terlalu religius dapat memilih halal atas produk nonhalal jika mereka memiliki pilihan.

Abbas Bendali, kepala perusahaan riset pasar Solis yang berbasis di Paris, mengatakan, Ramadhan merupakan bulan puncak untuk penjualan halal dengan penghasilan sekitar 430 juta dolar Amerika.

Bendali mengatakan, pemasok besar dan supermarket saling berebut untuk memenuhi permintaan saat Ramadhan. Mereka menawarkan banyak produk halal dan promosi selama Ramadhan.

Misalnya, Ramadhan merek terkemuka daging halal, Isla Delice, meluncurkan kampanye TV nasional untuk pertama kalinya. Supermarket seperti Cora juga memiliki promosi halal Ramadhan.

Khusus Ramadhan, Mounira Ben Maamar, eksekutif bisnis berusia 30 tahun, tertarik membeli kelezatan masakan tradisional Prancis, foie gras, yang terbuat dari hati angsa. Saat ini, di Prancis dapat dengan mudah menemukan menu makanan foie gras dalam versi halal.

Mounira Ben Maamar mengatakan, satu dekade lalu, komunitas Muslim Prancis memiliki beberapa pilihan ketika datang ke produk halal. Hingga saat ini, katanya, produsen membangun bisnisnya senilai jutaan dolar dan mereka mulai mengembangkan merek mereka.

Namun demikian, geliat positif tersebut bukan tanpa halangan. Tingginya animo masyarakat Prancis akan produk halal memunculkan kontroversi dan memantik kecurigaan kalangan non-Muslim di negara yang kini dipimpin Presiden Francois Hollande tersebut. Terutama, kalangan politis.

Awal tahun ini, Laut Le Pen mengkritik praktik penyembelihan Muslim. Politikus sayap kanan ini mengklaim konsumen di Prancis tanpa sadar membeli daging halal. Bendali mengatakan, kontroversi tersebut berdampak pada berhentinya bisnis makanan halal sementara.

Perdebatan saat ini adalah tentang pasokan. Pembeli Muslim seperti Ben Maamar mengatakan, masih tidak cukup beragam dan harga untuk produk halal terlalu tinggi.

Produk organik sangat berlebih di beberapa daerah dengan pasar halal yang booming di Prancis. Para analis mengatakan, konsumen Muslim akan mendapatkan apa yang mereka inginkan lebih cepat pada kemudian hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement