Senin 18 Nov 2013 08:19 WIB

Cina akan Ubah Kebijakan Satu Anak

Red:
Kebijakan satu anak di Cina
Kebijakan satu anak di Cina

BEIJING -- Pemerintah Cina kemungkinan akan mengubah kebijakan kependudukan yang dikenal sebagai kebijakan satu anak, setelah diterimanya usulan perubahan itu dalam sidang pleno ketiga Partai Komunis yang berkuasa, pekan ini. Perubahan itu kemungkinan mulai berlaku sebelum akhir tahun 2013.

Menurut sumber di kalangan partai, perubahan ini akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

Kebijakan satu anak diperkenalkan tahun 1979 sebagai upaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang mulai meningkat sejak era 1950an dan 1960an.

Kebijakan satu keluarga hanya boleh memiliki satu anak ini dinilai telah mendukung pertumbuhan ekonomi Cina tanpa harus menghabiskan sumber daya alam yang ada.

Menurut pakar kependudukan Professor Wang Feng dari Fudan University, kebijakan ini sudah memasuki masa-masa akhir. "Ketika dirancang kebijakan ini memang direncanakan akan berakhir hanya dalam satu generasi, antara 25 hingga 30 tahun," jelasnya. "Kemungkinan perubahan atas kebijakan ini, memang sudah sesuai dengan yang diharapkan."

Saat ini, kebijakan itu memperbolehkan pasangan suami isteri yang sama-sama merupakan anak tunggal, untuk memiliki dua anak.

Professor Wang menduga pemerintah akan memberikan kelonggaran bagi pasangan yang salah satunya merupakan anak tunggal, untuk memiliki anak lebih dari satu.

Meskipun kebijakan ini akan diubah, Professor Wang mengatakan tidak melihat kemungkinan terjadinya ledakan jumlah kelahiran. Menurut dia, kebijakan ini bukan penyebab menurunnya tingkat kelahiran di China belakangan ini.

Menurut Pemerintah Cina, kebijakan ini telah mencegah lahirnya 400 juta orang dalam 30 tahun terakhir.

Namun Professor Wang menilai, kebijakan itu hanya mencegah 100 juta kelahiran dan menambahkan sisanya disebabkan oleh keengganan untuk memiliki anak. Tingkat kelahiran rata-rata di China saat ini berkisar 0,5 persen pertahun. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan terjadinya penurunan jumlah penduduk China di tahun 2030 hingga 2050 mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement