Jumat 15 Nov 2013 16:51 WIB

Kemendag Perkirakan Impor Barang Modal Masih Tinggi

Bayu Krisnamurthi
Foto: Republika/Ade Ismail
Bayu Krisnamurthi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan kinerja impor Indonesia pada 2014 masih didominasi barang modal dan bahan penolong mengingat tingginya angka realisasi investasi di Indonesia. "Saya kira masih akan tetap kuat impor barang modal dan bahan penolong akibat dari realisasi investasi 2012 dan 2013," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat (15/11).

Menurut Bayu, realisasi investasi tersebut diperkirakan juga masih akan terus berlanjut pada 2014, yang berarti bahwa di tahun tersebut masih akan diwarnai dengan implementasi dari realisasi investasi itu. "Nilai impornya akan tinggi, kita bisa bayangkan tekanan impor dari mesin-mesin, bahan baku, dan penolong masih akan tetap tinggi," ujarnya

Bayu menjelaskan, bagaimanapun Indonesia akan terus menjadi magnet investasi dari berbagai negara di dunia, yang berarti kemungkinan tertekannya neraca perdagangan akan semakin besar. "Namun, pada 2015, jika sudah mulai berproduksi maka produk-produk tersebut mulai akan bisa diekspor, dan jika pada tahun itu perekonomian dunia pulih, pertumbuhan Indonesia akan jauh lebih besar daripada sekarang," kata Bayu.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa outlook perdagangan Indonesia pada 2014 masih dalam kinerja yang positif meskipun tidak mengalami pertumbuhan besar. Outlook perdagangan pada 2014 masih akan berada pada kinerja positif meskipun tidak mengalami pertumbuhan besar mengingat tahun tersebut merupakan tahun untuk melakukan persiapan dan penyesuaian terhadap sistem produksi dan sistem perdagangan Indonesia.

Sementara dari sudut kinerja ekspor, pada 2014 Indonesia harus mempersiapkan diri karena pada tahun 2015 akan mulai menuai hasil dari promosi, kerja sama, dan diversifikasi pasar yang selama ini terus dilakukan Indonesia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement