REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong adanya inovasi otomotif dalam menciptakan kendaraan bermotor yang sesuai dengan kebutuhan pasar baik domestik maupun ekspor, untuk mengantisipasi era pasar bebas regional ASEAN dan Asia Timur.
Dalam siaran pers yang diterima, Jumat (15/11), disebutkan beberapa program yang telah dilakukan Kementerian Perindustrian secara berkelanjutan tersebut adalah program kendaraan angkutan umum murah yang telah dilaksanakan sejak 10 tahun lalu.
Program tersebut, pemerintah menetapkan pengenaan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0% untuk kendaraan angkutan komersial seperti pick up, truck dan bus komersial.
Selain itu, pemerintah juga menjalankan program mobil penumpang hemat energi dan harga terjangkau buatan dalam negeri atau yang lebih populer disebut Low Cost and Green Car.
Program pemerintah itu ditujukan agar Indonesia mampu bertahan dan memenangkan persaingan industri otomotif di era FTA ASEAN dan Asia Timur, dan telah membuahkan hasil dengan masuknya investasi baru pada lima industri mobil dan sekitar 100 industri komponen otomotif, serta industri bahan baku baja dan plastik.
Diharapkan, industri komponen yang terbentuk dapat menunjang program lain secara berkelanjutan dengan yang sedang dijalankan antara lain program angkutan umum murah atau angutan pedesaan, program manufaktur mobil dengan merek orisinal domestik, dan lain-lain.
Dan program pemerintah dalam pengembangan industri otomotif lainnya adalah Low Carbon Emission bagi mobil buatan dalam negeri untuk semua kapasitas mesin Internal Combustion Engine (ICE) termasuk didalamnya yang mengadopsi teknologi hybrid, converter kit BBG, dan lain-lain.
Sebagai upaya mengantisipasi pasar bebas tersebut, industri otomotif harus mampu menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar baik domestik maupun ekspor.
Jika permintaan tersebut tidak terpenuhi, khususnya untuk pasar nasional, maka banjir produk-produk impor akan membanjiri pasar dalam negeri.
Selain itu, peluang pasar bebas harus dapat dimanfaatkan agar produk otomotif yang dibuat di dalam negeri mampu diekspor ke negara-negara lain terlebih di kawasan ASEAN dan Asia Timur.