REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Barisan koalisi Islam di Mesir menawarkan rekonsiliasi politik sebagai penawar situasi suram di negeri itu. Koalisi pimpinan Ikhwanul Muslimin (IM) itu menyatakan siap untuk berdialog dengan otoritas kudeta di ibu kota Kairo.
Seorang tokoh sayap politik IM mengatakan kepada AFP, Sabtu (16/11), siap bicara damai dengan pemerintahan interim dan militer. Dikatakan tokoh yang tidak dituliskan namanya itu, bahwa faksi-faksi Islam siap dengan beberap draft politik baru.
''Sebagaian kami ada yang setuju. Sebagaian kami juga ada yang tidak setuju. Kami menawarkan percakapan dengan otoritas kudeta, dan ini akan baik, '' kata dia, seperti dilansir Global Post, Ahad (17/11).
Namun dia menambahkan, keputusan akhir yang diambil adalah memilih untuk membuka ruang rekonsiliasi kepada penguasa saat ini.
Hingga Ahad (17/11) belum ada tanggapan resmi dari pemerintahan interim di ibu kota tentang tawaran barisan Islam ini. Begitu pun dari militer.
Tapi, tawaran kali ini adalah bentuk melunaknya kelompok IM dan pendukung Mursi. Itu dikatakan Pengamat Kebijakan Timur Tengah Shadi Hamid.
Akademisi dari Brookings Doha Center ini mengatakan, ''ini (tawaran rekonsiliasi) jelas nada untuk mengalah,'' kata Hamid, Ahad (17/11). Namun dia menilai tawaran ini terang punya muatan politis sendiri. Meski pun belum pasti benar, namun manuver kelompok pendukung Mursi akan menyingkirkan kelompok tertentu.