Ahad 17 Nov 2013 22:05 WIB

Masih Banyak Rumah di Yogya Belum Miliki Jamban

Rep: Yulianingsih Yulianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Contoh bangunan jamban berstandar
Foto: Dokumentasi
Contoh bangunan jamban berstandar

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Meski derajat kesehatan warga Kota Yogyakarta termasuk tertinggi di Indonesia, namun ternyata masih banyak rumah milik warga setempat yang belum dilengkapi jamban untuk kepentingan mandi cuci dan kakus (MCK).

Di RT 60 RW I  Jatimulyo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Jetis misalnya, sedikitnya ada 60 rumah yang belum memiliki jamban.  "Ini lantaran keterbatasan ekonomi mereka sehingga tidak sanggup membuat jamban," ujar Ketua RT 60 Jatimulyo Kricak Sugino Ahad  (17/11).

Hal tersebut disampaikan di hadapan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat mengunjung kelurahan tersebut. Haryadi mengecek pembangunan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) di kelurahan tersebut.

Akibat tidak memiliki jamban ini kata dia, para warga tersebut mencukupi kebutuhan MCK-nya di sungai terdekat yaitu Kali Winongo.

Dia menjelaskan sebenarnya ada satu unit Mandi Cuci Kakus (MCK) bantuan dari pemkot tapi sudah rusak karena banjir. Oleh sebab itu pihaknya berharap Pemkot dapat melakukan perbaikan atau menambah bantuan MCK.

Selain MCK, pihaknya juga mengharap ada bantuan perbaikan peninggian talud sungai. Mengingat beberapa rumah warga berada di bantaran sungai. “Selama ini jika hujan deras air sungai naik dan masuk ke rumah warga,” katanya.

Menanggapi hal ini Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan tidak adanya jamban di rumah warga menjadi prioritas untuk ditangani.

Dalam anggaran perubahan sudah ada dana Rp 1 miliar untuk bantuan RTLH, dia akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memperbaiki MCK yang rusak. Termasuk mengecek kandungn bakteri e-colli di wilayah itu seperti permintan warga.

“Saya harap warga jangan lagi membuang di sungai. Untuk dana itu jadi bagian yang bisa dikelola masyarakat. Nanti akan kami cek distribusinya seperti apa. Fokus di Kricak dulu itu diselesaikan,” katanya.

Pihaknya juga akan menyampaikan ke Kementerian Perumahan Rakyat(Kemenpera) yang memberikan bantuan RTLH kepada 266 rumah di Kricak tentang kelengkapan jamban. Mengingat rumah yang layak huni juga harus dilengkapi jamban. Bukan hanya secara fisik rumah.

Kedatangan Haryadi kemarin untuk mengecek pembangunan bantuan RTLH di Kricak dari program Kemenpera. Sebelumnya ada 11 rumah warga penerima program bantuan RTLH yang belum terealisasi. Padahal bantuan itu diadakan sejak 2012. Namun ada pergantian tim pendamping sehingga pencairan bantuan tersendat. Kini bantuan sudah cair dan sebagian rumah masih dalam proses pembangunan.

Pengecekan kemarin juga dilakukan bersama Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta. Koordinator Forpi Kota Yogyakarta Winarta Hadiwiyono akak terus mengawal pengawasan realisasi bantuan renovasi RTLH. Pihaknya juga meminta lurah dan camat setempat ikut mengawasinya untuk kepentingan warga

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement