Senin 18 Nov 2013 23:06 WIB

‘Terminal Bayangan’ di Pasar Ciputat Jadi Biang Kemacetan

Rep: Mas Alamil Huda/ C30/ Red: Djibril Muhammad
Terminal bayangan (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Terminal bayangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT – Penertiban pedagang kaki lima (PKL) ternyata tidak cukup menyelesaikan persoalan kemacetan yang terjadi di Pasar Ciputat.

Adanya 'terminal bayangan' di sekitar Pasar Ciputat kini ditengarahi menjadi faktor penyebab utamanya.

Nur Sholihin (26 tahun), pengguna jalan yang melintas di Pasar Ciputat mengatakan, meski PKL telah ditertibkan, kemacetan di Pasar Ciputat tidak berkurang sama sekali. Penertiban yang digadang-gadang akan bisa menyelesaikan persoalan kemacetan di Pasar Ciputat itu ternyata tak terbukti.

Menurut dia, keberadaan angkutan kota dan bus yang ngetem di bawah fly over menuju arah Lebak Bulus justru kini semakin menjamur.

"(Meski) PKL ditertibkan, tapi kalau mereka (angkutan kota dan bus) seenaknya gini ya sama saja. Macetnya nggak berubah," ujarnya saat diwawancarai Republika, Senin (18/11).

Sholihin yang sedang berangkat menuju kantornya di kawasan Lebak Bulus ini berpendapat, penertiban PKL yang telah dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan, Jumat (25/10) lalu, harus dibarengi dengan penertiban kendaraan umum yang ngetem sembarangan.

"Dishub juga harus ikut bertanggung jawab. Tempat PKL yang dulu kini juga jadi parkir liar," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, Sukanta, mengklaim telah berusaha menertibkan angkutan kota atau bus yang ngetem sembarangan. Sukanta menilai, sopir angkutan umum yang kerap membandel dan tidak menaati peraturan.

"Sudah kita lakukan, mereka (sopir angkutan umum) yang bandel," katanya saat dihubungi Republika, Senin (18/11).

Dari pantauan Republika di lapangan, arus lalu lintas di sekitar Pasar Ciputat masih tampak macet, Senin (18/11) pagi.

Di Jalan Ir H Juanda, arah menuju Lebak Bulus, banyak terdapat angkutan kota dan bus umum yang ngetem di bawah jembatan layang. Akibatnya, arus lintas menjadi padat. Kondisi ini diperparah dengan hanya adanya dua petugas Dishub Kota Tangsel yang berada di titik kemacetan.

Sukanta mengakui kondisi itu. Keberadaan petugas Dishub yang hanya ada dua diakibatkan karena banyaknya titik kemacetan yang ada di Tangerang Selatan. Sehingga, Sukanta melanjutkan, Dishub harus membagi semua personil untuk ditempatkan di simpul-simpul kemacetan tersebut. "Ada 60 titik kemacetan di Tangsel, kita bagi di sana," elaknya.

Ia kembali berjanji akan segera menertibkan angkutan umum yang berhenti sembarangan hingga menyendat arus lalu lintas. "Kita akan lakukan koordinasi dengan kepolisian untuk mengatasinya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement