REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Asad Said Ali mengucapkan selamat kepada Muhammadiyah atas milad ke 101. Asad mengatakan usia satu abad merupakan suatu prestasi tersendiri.
Dia mengatakan Muhammadiyah sebagaimana NU ikut dalam proses pembentukan Republik Indonesia. Ideologi Islam dan kebangsaan yang diusung kedua ormas besar tersebut menjadi pondasi bagi terbentuknya Indonesia.
"Tidak banyak negara yang punya sejarah seperti kita. Mesir punya Al-Azhar, tapi itu universitas. Malaysia juga tidak punya. Inilah yang disebut dengan civil society atau masyarakat madani," kata Asad kepada Republika.
Dia mengatakan NU dan Muhammadiyah ada bahkan sebelum partai muncul. Ini artinya, diminta atau tidak kedua ormas mempunyai komitmen negara yang tidak pernah luntur.
Kedua ormas sama-sama anggota Partai Masyumi yang merupakan pendiri republik. NU dan Muhammadiyah juga memiliki peran besar dalam merumuskan Pancasila.
"Muhammadiyah bersama NU adalah partner sekaligus kontrol bagi pemerintah. Kami tidak akan diam dan bersikap pasif. Namun, jangan yang mengritik dianggap oposisi. Kita bersama-sama menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Sukses Muhammadiyah adalah sukses NU. Sukses NU dan Muhammadiyah adalah sukses bangsa," kata Asad.
Ormas, lanjut Asad juga mempunyai peran sebagai penjaga moral. Ketika partai dihujat, masyarakat mencari sandaran ke ormas. Menurutnya, perbedaan yang ada antara NU dan Muhammadiyah sebaiknya jangan diperuncing.