Selasa 19 Nov 2013 01:53 WIB

Arab Saudi Bantah Berhubungan dengan Israel Soal Iran

Bendera Arab Saudi
Bendera Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengesampingkan hubungan apa pun dengan Israel, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengannya, setelah surat kabar Inggris melaporkan kedua negara itu dapat menggalang upaya terhadap Iran.

Kerajaan Arab Saudi, pesaing utama Iran di kawasan tersebut, tidak memiliki hubungan atau kontak dengan Israel dalam bentuk apa pun atau di tingkat mana pun. Begitu pernyataan yang dilontarkan juru bicara menteri luar negeri Arab Saudi seperti dikutip SPA.

Di bawah berita utama berjudul "Dua musuh lama bersatu melawan Teheran", koran Inggris "Sunday Times" menyatakan Israel dan Arab Saudi bekerja sama pada "rencana darurat untuk kemungkinan serangan terhadap Iran jika kegiatan nuklirnya tidak diatasi secara berarti.

"Sebagai bagian dari pertumbuhan kerja sama itu, Riyadh dipahami sudah memberi lampu hijau untuk pesawat Israel menggunakan wilayah udaranya dalam hal terjadi serangan terhadap Iran," kata juru bicara menteri luar negeri Arab Saudi, Senin (18/11). Ia menambahkan laporan itu sama sekali tidak berdasar.

Arab Saudi, yang berpenduduk sebagian besar Sunni, terkunci dalam berdasawarsa persaingan dengan Iran, yang berpenduduk sebagian besar Syiah, sementara Israel mencurigai Teheran diam-diam membuat senjata nuklir dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan tentara.

Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu. Pada 2002, kerajaan itu mengajukan prakarsa perdamaian, yang menawarkan Israel pengakuan diplomatik penuh dari semua negara Arab dalam pertukaran untuk pengembalian tanah Arab, yang didudukinya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (17/11) menyampaikan penentangannya terhadap sebagian kesepakatan dengan Iran mengenai kegiatan nuklirnya, beberapa hari sebelum negara besar melanjutkan pembicaraan dengan Teheran.

"Saya kira masalah dengan sebagian kesepakatan ialah kalian mengurangi hukuman," kata Netanyahu dalam wawancara televisi di acara CNN, "State of the Union", yang ditayangkan Ahad.

Netanyahu dengan tegas menentang gagasan peredaan hubungan sebagai imbalan bagi pembatasan kegiatan nuklir Iran, sebagaimana diajukan oleh yang disebut kelompok P5+1 -Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina, Rusia ditambah Jerman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement