REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Pelatih tim nasional Swedia Erik Hamren mengatakan ia yakin kaptennya Zlatan Ibrahimovic mampu mengatasi tekanan kewajiban membalikkan defisit 0-1 pada pertandingan kedua playoff Piala Dunia melawan Portugal, Rabu (20/11) dini hari WIB nanti.
Turnamen itu kelihatannya akan menjadi kesempatan terakhir bagi Ibrahimovic (32) untuk tampil di putaran final, dan dengan kontrak Hamren yang akan habis pada akhir tahun, sang pelatih tahu kekalahan akan segera mengakhiri masa kerjanya.
"Hal ini terjadi beberapa kali kepada saya sebelumnya sebagai pelatih klub. Ketika Anda mengetahui apa yang terjadi jika kami kalah pada pertandingan itu maka tidak ada banyak hal tersisa di pekerjaan ini," kata Hamren kepada para pewarta pada Senin (18/11).
"Namun saya tidak memikirkan hal itu sedikit pun. Fokus saya adalah meraih kesuksesan dan jika kami tidak sukses kita tidak perlu mendiskusikannya."
Saat ditanyai apakah mungkin terlalu banyak tekanan terhadap penyerang Paris Saint Germain Ibrahimovic untuk mengungguli pemain andalan Portugal Cristiano Ronaldo, Hamren mengatakan pemainnya dapat mengatasi hal itu.
"Ia telah berada di level ini selama bertahun-tahun dan bagi kami ini bukan Ronaldo melawan Zlatan, ini Portugal melawan Swedia," papar sang pelatih.
Hamren mengatakan Swedia akan menyerang lebih banyak daripada yang mereka lakukan di pertandingan pertama pada Jumat, pertandingan yang ditentukan oleh sundulan Ronaldo, namun tanpa mengurangi kewaspadaan.
"Kami perlu mencetak gol, itu sudah pasti," tambah sang pelatih. "Mereka dapat bermain lebih baik demi hasil, mereka memiliki keuntungan untuk itu."
"Kami bertemu tim yang benar-benar bagus dengan pemain-pemain internasional yang benar-benar bagus, maka kami tidak dapat memulai pertandingan dan hanya bergerak ke depan, dan memiliki ambisi untuk mencetak gol dengan mudah dan sejak dini, karena mereka dapat menghukum kami dengan cepat."
Tim Swedia telah melatih penalti seandainya pertandingan kedua berujung hasil imbang secara agregat.
"Mereka yang terbiasa mengambil penalti, mereka tidak perlu berlatih sebab mereka sudah banyak melakukan hal itu," kata Hamren. "Namun para pemain yang tidak terbiasa melakukannya, mereka berlatih pada hari ini.
"Tentu saja ini masalah mental dan jika hal ini sudah berlangsung lama maka mereka perlu melakukannya sebelum pertandingan."
Gelandang Pontus Wernbloom mengatakan kepada Reuters bahwa melatih penalti secara maksimal, merupakan hal yang mustahil.
"Mudah untuk melakukannya di latihan namun ketika Anda berada di depan 60.000 orang dan semuanya dapat menjadi kemenangan atau kekalahan, itu sulit," ucapnya.
Saat ditanyai apakah ia akan siap untuk mengambil tendangan penalti kelima dan terakhir yang mungkin dapat mengirim Swedia ke Piala Dunia di Brazil pada Juni, Wernbloom tertawa.
"Jika Anda bertanya kepada saya sekarang, saya akan berkata 'tidak' namun ketika Anda berada di luar sana, Anda tidak pernah tahu. Kita lihat saja."