REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan bangkai kapal selam U-Boat milik Nazi Jerman di kawasan Karimun Jawa cukup mengejutkan publik. Apalagi di dalam bangkai kapal selam itu masih terdapat artefak penting dan kerangka yang diduga kru kapal itu.
Kapal selam Jerman tersebut tenggelam karena kena torpedo dari armada sekutu yang sudah menunggu mereka di Laut Jawa. Shinatria Adhityatama adalah satu arkeolog muda yang beruntung mendapat kesempatan menyelam masuk ke dalam bangkai kapal tersebut.
Penelitian bangkai kapal selam berlangsung selama sepuluh hari sejak 4 November kemarin. Bagaimana rasanya menyelam di bangkai kapal selam Nazi?
"Rasanya senang, takut, was was, tapi penasaran," kata Shinat saat bertemu ROL, Senin (18/11). Ia kisahkan, kondisi kapal selam relatif utuh. Secara kasar masih tersisa 60 persen bagian tubuh kapal. Bentuk bangkai kapal berupa menyerupai tabung kapsul.
Badan kapal itu sudah tidak utuh. Bajanya bolong-bolong di makan air laut. Kapal juga sudah menjadi tempat tinggal ikan dan hewan laut lainnya. Bagian buritannya terlihat rusak cukup parah. "Ada bekas kena torpedo," katanya.
Kapal tergeletak di dasar laut. Panjang bangkai kapal sekitar 47 meter dengan diameter kapal 5-6 meter. Semestinya kapal tersebut memiliki panjang total 76 meter. Di dekatnya ditemukan patahan menara kapal. Untuk melihat dan meneliti, tim selam mengandalkan cahaya senter. Ini karena sinar matahari tidak bisa menembus kedalaman air laut.
Tim peneliti mengambil sejumlah sampel artefak dari bangkai kapal selam Jerman itu. Artefak itu seperti piring makan dan piring kecil, cangkir, kacamata, teropong, sol sepatu, aki, alat selam. Saat ini artefak sedang diteliti lebih lanjut di laboratorium Pusat Arkeologi Nasional, Pejaten, Jakarta.