LOGAN -- Kota Logan yang multikultural di Queensland, Australia, pernah mengalami ketegangan rasial. Hampir 200 kelompok etnik tinggal di kota di selatan Brisbane itu dan awal tahun ini konflik pecah menjadi kerusuhan. Kini kelompok Paduan Suara One Hope berusaha menunjukkan sisi positif dari keragaman budaya di Logan.
Kota Logan menjadi magnet bagi banyak imigran baru yang membanjir ke Queensland mencari pekerjaan, cuaca yang lebih baik dan kehidupan yang lebih baik. Kadang perpaduan ratusan budaya yang berbeda ini menimbulkan tantangan tersendiri.
Pada Januari tahun ini ketegangan rasial antara warga Aborigin dan pendatang dari Pasifik pecah menjadi kerusuhan selama empat malam di sebuah jalan di kawasan perumahan Woodridge. Polisi anti kerusuhan datang untuk memadamkan anarki tersebut.
Namun sekelompok pelajar berharap ingin mengirim pesan untuk mendobrak stereotip Logan seperti yang ditampilkan media.
Anggota Dewan Kota, Steve Swenson, membentuk koor yang diberi nama One Hope setelah mengadakan pertemuan komunitas.
Anggota koor Vaiuta Faletui, yang berlatar belakang Pasifik, mengatakan, ia dan teman-temannya menyanyi untuk menyampaikan pesan dan menunjukkan bahwa sebagian besar orang di Logan sebenarnya rukun-rukun saja.
Ia berharap untuk membuat perubahan di media supaya tidak terus-menerus melaporkan hal-hal yang buruk tentang Logan.
Chris Tamwoy, seorang pemuda Aborigin dari Thursday Island di Selat Torres, sangat bangga tentang dari mana ia berasal dan tempat dimana ia dibesarkan, Logan. Ia baru menyelesaikan Kelas 12.
Chris, yang menulis lagu dan main gitar, akan tampil bersama Koor One Hope pada acara Natal yang diselenggarakan Walikota, dan mereka juga berencana akan mengadakan performans di RS Logan dan di acara-acara kelompok komunitas di sekitar Queensland tenggara.
Chris mengatakan, gambaran yang ditampilkan media tentang Logan tidak representatif dan tidak fair.
Ia bercita-cita menjadi seorang politisi dan ingin mengemukakan pesan untuk menutup jurang perbedaan dalam pendidikan di seluruh Australia. Tanpa kesempatan seperti yang diperolehnya di sekolah di Logan, Chris mengatakan, ia akan sulit untuk menyelesaikan sekolahnya.
Walikota Logan, Pan Parker, sangat terharu hingga meneteskan airmata ketika menyaksikan gladi resik dari Chris Tamwoy dan One Hope. Ia mengatakan, mereka menunjukkan bakat dan keharmonisan rasial di kotanya.