Selasa 19 Nov 2013 15:57 WIB

Suswono Akui Sempat Ditanya Soal Bunda Putri dan Sengman

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Dewi Mardiani
Menteri Pertanian Suswono
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Menteri Pertanian Suswono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Menteri Pertanian (Mentan) Suswono sebagai saksi dalam kasus suap pengaturan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan). Suswono mengaku sempat ditanya mengenai Bunda Putri dan Sengman dalam pemeriksaan.

"Itu (mengenai Bunda Putri dan Sengman) tidak banyak disinggung (dalam pemeriksaan). Kan kalau kaitan Bunda Putri dan Sengman sudah diperjelas, jadi saya kira tidak ada hal yang baru," kata Suswono yang ditemui usai pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (19/11).

Suswono diperiksa sekitar empat jam pemeriksaan. Ia selesai diperiksa dan keluar dari gedung KPK pada pukul 14.15 WIB. Mengenai Bunda Putri dan Sengman ia enggan menjelaskan dengan detail.

Menurutnyam pemeriksaannya ini masih terkait dengan tersangka yang juga Dirut PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman. Ia kan pernah diperiksa dalam kasus yang sama untuk tersangka yang lain yaitu mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, sehingga penyidik memerlukan keterangannya untuk tersangka Maria.

Inti dalam pemeriksaan, lanjutnya, masih seputar persoalan pertemuan di Hotel Aryaduta Medan, Sumatera Utara. Ia mengklaim mengenai pertemuan itu sudah jelas karena sudah dibuka dalam persidangan kasus ini di Pengadilan Tipikor Jakarta. "Sebetulanya yang terjadi sudah makin jelas kan, di peradilan sudah dibuka sedemikian jelas bahwa ini merupakan permainan para calo, ya itu si AF (Ahmad Fathanah)," jelasnya.

Berdasarkan jadwal pemeriksaan yang dirilis KPK, penyidik memang juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Sengman sebagai saksi untuk tersangka Maria. Namun belum diketahui apakah pengusaha asal Palembang ini telah memenuhi panggilan atau tidak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement