REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Para pemimpin Front Persatuan untuk Demokrasi Melawan Kediktatoran (UDD) mengimbau unjuk rasa massa di Stadion Rajamangala, Bangkok pada Selasa (19/11) dan Rabu (20/11) untuk menunjukkan kekuatan rakyat.

Para pemimpin UDD termasuk Ketua Thida Thavornseth, Jatuporn Prompan, Weng Tojirakarn mengadakan konferensi pers pada Senin mendesak pertemuan itu direncanakan.

Juru bicara Woravut Wichaidit mengatakan, pertemuan UDD dirancang untuk menginformasikan pendukung Kaos Merah mengenai amandemen UUD yang sedang dipertimbangkan di parlemen.

Woravut mengatakan bahwa unjuk rasa dimulai di Selasa siang dan akan terus berlangsung sampai malam sampai Mahkamah Konstitusi memberikan putusan yang dijadwalkan besok mengenai Rancangan Undang Undang (RUU) yang berkaitan dengan pemilihan para Senator.

Dia mengatakan unjuk rasa tidak dijadwalkan kapan berakhir, sehingga pertemuan itu akan berkepanjangan dan para pemimpin UDD akan menginformasikan kepada pendukung Baju Merah pada tanggal berapa akhir demo direncanakan.

Nyonya Thida mengatakan pertemuan itu bertujuan untuk menunjukkan kekuatan rakyat yang mendukung demokrasi. Dia menegaskan bahwa demonstrasi akan berlangsung damai karena UDD tidak ingin ada konfrontasi dengan kelompok lain.

Jatuporn mengatakan bahwa unjuk rasa tidak akan menekan para hakim Mahkamah Konstitusi dan tidak akan ada konfrontasi. Tanggal telah ditetapkan untuk hari Selasa dan Rabu, tetapi akan membuat keputusan lagi mengenai jadwal selanjutnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika