REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 68 siswa/ lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB) tunagrahita mengikuti olimpiade olahraga tingkat Asia Pasific atau Special Olympics Asia Pacific Regional Games pada 27 November-8 Desember 2013 di New Castle, Australia.
Mereka akan berlaga di tujuh cabang olahraga meliputi atletik, sepak bola, bola basket, tenis meja, badminton, renang, dan bocce. Target prestasi sebanyak 17 medali emas.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh memberikan dukungan penuh kepada para peserta ajang yang baru pertama kali digelar di tingkat Asia Pasifik ini.
"Saya mendukung terus. Saya sangat senang dan bangga dengan prestasi adik-adik baik di kawasan Asia maupun internasional," katanya pada keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (19/11).
Indonesia telah mengikuti kegiatan serupa sebanyak enam kali pada tingkat internasional sejak 1991. Di bawah naungan Special Olympics Indonesia (SOIna), Indonesia mengikuti empat kali olimpiade musim panas atau Special Olympics World Summer Games (SOWSG) dan dua kali olimpiade musim dingin atau Special Olympics World Winter Games (SOWWG).
Ketua Umum SOIna Puji Hastuti menyampaikan, kegiatan regional Asia Pasifik ini diikuti 27 negara dan lima negara tamu dari Asia Timur. Atlet yang direkrut berasal dari 12 provinsi di Indonesia. "Sebanyak 18 atlit sudah lulus, sedangkan 50 alit dari SMPLB, SMALB, dan SMKLB," katanya.
Puji menyampaikan, prestasi Indonesia pada tingkat internasional sangat membanggakan. Pada setiap keikutsertaannya selalu membawa pulang medali emas.
Pada SOWSG XIII 2011 di Athena, Yunani dari 46 atlit yang dikirimkan meraih 15 medali emas, 13 perak, dan 11 perunggu. "Indonesia selalu menyabet medali emas," ujarnya.
Adapun pada keikutsertaan pada SOWWG tahun ini di Pyeong Chang, Korea Selatan dari empat atlit meraih satu medali emas, empat medali perak, dan satu medali perunggu.
Selain atlet, kontingen Indonesia terdiri atas ketua kontingen, asisten ketua kontingen, 18 pelatih, satu tenaga medis, dan enam asisten pelatih. Total kontingen sebanyak 95 orang.
SOIna menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi penyandang tunagrahita. Sampai dengan tahun 2011 SOina telah menjaring 55 ribu atlit yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Menurut data World Health Organization (WHO), jumlah penyandang tunagrahita di Indonesia sebanyak enam juta jiwa.