Selasa 19 Nov 2013 21:49 WIB

Bank Diharapkan Andalkan Fee Based Income

Rep: Satya Festiani/ Red: Heri Ruslan
Sigit Pramono
Foto: Republika/Darmawan
Sigit Pramono

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Perbankan di tanah air diharapkan dapat mengandalkan pendapatan non-bunga atau fee based income untuk tahun depan. Pasalnya, pendapatan yang berasal dari fee based income akan lebih stabil.

Ketua Perhimpunan Bank- bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono mengatakan tahun depan bank harus mengandalkan fee based income. Setelah mengandalkan fee based income, bank dapat mengandalkan kredit. Menurutnya, bank yang pertumbuhan kreditnya tinggi, capital adequacy ratio (CAR) akan tergerogoti sehingga bank harus cepat menambah modal.

"Pada akhirnya semua kelompok bank baik bank negara, bank swasta nasional itu semua memang harus menambah modal," ujar Sigit, Selasa (19/11).

Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata, Tbk, Roy Arfandy, mengatakan pihaknya akan mengandalkan fee based income. "Kita akan fokus pada fee based income," ujar Roy.

Dalam 9 bulan pertama 2013, pertumbuhan fee based income berhasil digenjot hingga 20 persen. Pendapatan berbasis jasa tersebut didapat dari transaction banking seperti cash management, trade dan valas.

Pendapatan Bank Permata yang tumbuh 14 persen menjadi Rp 5 triliun tersebut juga ditunjang oleh pertumbuhan pendapatan bunga. Kenaikan pendapatan bunga dalam 9 bulan pertama sebesar 13 persen. Kredit meningkat 30 persen yoy.

Namun dapat diimbangi dengan peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 34 persen. Rasio kredit bermasalh (NPL) gross juga dapat ditekan dari 1,5 persen menjadi 1,1 persen.

"Kita bisa meningkatkan kredit, tapi kualitas bisa dijaga," ujar dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan untuk meningkatkan fee based income berbasis teknologi informasi. Sumber pendapatan operasional bank di Indonesia lebih dari 80 persen didominasi oleh pendapatan bunga kredit.

"Pendapatan bank kalau bisa lebih besar juga dari fee karena cenderung lebih stabil. Bunga kredit tergantung siklus kegiatan ekonomi. Kalau turun, pendapatan bunga turun jadi lebih besar," ujar Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement