REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Warga di daerah rawan bencana Gunung Merapi menuntut perbaikan jalur evakuasi. Jalan yang termasuk jalur evakuasi dinilai telah rusak parah sejak 2012.
Jalur evakuasi di Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman banyak ditemukan lubang. Hujan yang sering turun akhir-akhir ini memperparah kondisi jalan. "Sampai sekarang jalur evakuasi belum diperbaiki," ujar Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto kepada Republika, Rabu (20/11).
Kerusakan jalur evakuasi semakin parah karena pembangunan jalur tambang belum selesai. Hal ini membuat masih banyak truk yang membawa material galian C melewati jalur evakuasi. Heri mengakui kepadatan truk telah berkurang, tetapi kondisi jalur evakuasi masih parah.
Pemerintah Kabupaten Sleman berencana memperbaiki jalur evakuasi yang dananya berasal dari pemerintah pusat sebesar Rp 41 miliar. Namun, Heri mengatakan belum ada informasi kapan perbaikan jalur evakuasi akan dilakukan. Lantaran jalur sudah rusak parah, warga Kepuharjo berinisiatif memperbaiki jalan.
Warga Kepuharjo akan menambal lubang di jalan dengan pasir. Akan tetapi, Heri mengakui perbaikan tersebut hanya akan bertahan sementara. "Kami meminta Dinas PU (pekerjaan umum) untuk segera memperbaiki jalur evakuasi ini agar evakuasi warga lancar," ujarnya.
Jalur evakuasi yang termasuk di wilayah Desa Glagaharjo juga dalam kondisi rusak. Jalur evakuasi yang rusak parah berada di jalur poros desa ke selatan hingga Argomulyo. Menurut Kepala Desa Glagaharjo, Sutopo, jalur evakuasi dan jalur tambang di desanya sama-sama rusak.
Erupsi Merapi pada Senin (18/11) kemarin dinilai harus menjadi peringatan bagi pemerintah untuk segera memperbaiki jalur evakuasi. Sutopo mengaku pihaknya tidak bisa melarang truk tambang melewati jalur evakuasi. "Kalau jalur evakuasi diperbaiki, kami bisa meminta truk dialihkan," ujarnya.