Rabu 20 Nov 2013 08:44 WIB

Produser Janjikan 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' Seotentik Mungkin

Poster film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Foto: ist
Poster film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sukses dengan film "5 cm", rumah produksi Soraya Intercine Films kembali menyuguhkan film terbaiknya. Kali ini Soraya mengangkat novel karya Buya Hamka berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck".

"Saya suka ceritanya. Cari cerita yang bagus untuk difilmkan itu sulit. Pas novel ini dibaca ceritanya sangat bagus, sangat lebar. Jadi cocok untuk difilmkan," kata Sunil Soraya selaku produser sekaligus sutradara film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" dalam jumpa pers di kantor Soraya Intercine, Selasa (19/11) kemarin.

Memfilmkan novel yang berlatar di tahun 1930 ini, diakui Sunil bukan hal mudah. Ia membutuhkan waktu hingga lima tahun hingga akhirnya bisa menyelesaikan film. Sunil mengatakan, mengejar orisinalitas cerita dan gambar adalah hal yang terberat.

"Ini kenapa, supaya orang yang baca novelnya merasa perjalanan ceritanya real. Production design se-real mungkin," kata Sunil.

Sunil mengatakan dirinya harus membuat design pakaian yang sama dengan zaman itu, mobil-mobil hingga kapal Van Der Wijck yang dibangun dengan skala 1:1.

"Kita butuh riset yang lama sekali. Mencari barang-barang yang otentik seperti mobil di zaman itu sangat sulit," kata Sunil.

"Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" berlatar di tahun 1930, ketika Zainudin (Herjunot Ali) berlayar dari tanah kelahirannya di Makassar menuju tanah kelahiran ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Di antara keindahan ranah negeri Minangkabau, ia bertemu Hayati (Pevita Pearce), gadis cantik jelita, bunga di persukuannya.

Kedua muda-mudi itu jatuh cinta. Tapi apa daya, adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua. Zainuddin hanya seorang melarat tak berbangsa, sementara Hayati perempuan Minang keturunan bangsawan. Lamaran Zainuddin ditolak Hayati.

Hayati dipaksa menikah dengan Aziz (Reza Rahardian), laki-laki kaya berbangsa yang ingin menyuntingnya. Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang, pergi dari ranah minang dan merantau ke tanah Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainudin bekerja keras membuka lembaran baru hidupnya. Sampai akhirnya ia menjadi penulis terkenal dengan karya-karya mashyur dan diterima masyarakat seluruh Nusantara.

Tapi satu kenyataan kembali datang pada Zainuddin, di tengah gelimang harta dan kemashyurannya. Dalam sebuah pertunjukan opera, Zainuddin kembali bertemu Hayati, kali ini bersama Aziz, suaminya. Perkawinan harta dan kecantikan bertemu dengan cinta suci yang tak lekang oleh waktu.

Pada akhirnya kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemui ujian terberatnya, dalam satu tragedi pelayaran kapal Van Der Wijck.

Film yang berdurasi 2 Jam 45 menit ini akan tayang mulai 19 Desember 2013 mendatang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement