CANBERRA -- Petugas pusat detensi imigrasi Australia di Pulau Manus, Papua Nugini, dituduh melakukan pelecehan terhadap perempuan setempat dan berbuat tidak senonoh di depan warga termasuk anak-anak.
Anggota parlemen PNG dari Pulau Manus, Ronnie Knight, mengungkapkan hal itu dalam sidang parlemen dan meminta Perdana Menteri Peter O'Neill untuk bertindak secepatnya.
Pusat detensi Pulau Manus dijaga oleh staf dari perusahaan keamanan Australia, G4S. "Mereka mabuk-mabukan. Menaiki kendaraan umum dalam kondisi mabuk dan dalam perjalanan ke markas, memaksa pengemudi berhenti agar mereka bisa buang air di depan perempuan dan anak-anak. Mereka melecehkan perempuan di atas bis dalam perjalanan ke markas," ucap Knight.
Kepada ABC Knight menyatakan, juga menerima surat-surat dari konstituen mengenai salah satu staf yang dikabarkan melecehkan siswa-siswa perempuan setempat. "Salah seorang laki-laki mengemudi berkeliling dan memberi isyarat-isyarat yang tak pantas kepada anak-anak perempuan," ucapnya.
Ada juga kabar bahwa lelaki itu berusaha mengajak siswa-siswa perempuan naik mobilnya. "Saya tidak tahu pasti mengenai cakupan hal ini. Tapi saya akan meminta polisi melakukan penahanan," jelas Knight.
Menurutnya, mereka yang mengaku korban telah mengadu ke polisi, namun tidak ditanggapi, dan mereka ingin pemerintah bertindak. "Perdana Menteri menanggapi ini dengan sangat serius, dan ia akan membicarakan ini dengan rekan-rekannya di Australia, dan pihak imigrasi dan juga G4S," jelas Knight.
Namun, menurutnya, staf G4S yang berperilaku macam ini adalah minoritas.
Dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada ABC, G4S mengaku "amat khawatir" mengenai tuduhan-tuduhan tersebut, dan sebelumnya tidak mengetahui tentang tuduhan tersebut sebelum diungkit di parlemen.
"Kami menanggapi masalah macam ini dengan serius, dan kami telah memulai investigasi internal. Kami selanjutnya akan mematuhi investigasi apapun yang dilakukan kepolisian Pulau Manus mengenai tuduhan-tuduhan ini."
G4S menyatakan tidak mentoleransi pelecehan apapun yang dilakukan stafnya.
Menurut Knight, kebanyakan pelecehan dilakukan oleh staf yang mabuk. Ia meminta Perdana Menteri PNG menjadikan pusat detensi di Markas Angkatan Laut Lombrum, Pulau Manus, sebagai zona bebas alkohol.