REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Premi industri asuransi umum Indonesia diprediksi tumbuh di kisaran 15 persen pada 2014. Pada akhir 2013, premi diperkirakan juga tumbuh 15 persen dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di kisaran 6 persen dan laju inflasi di kisaran 7,2 persen.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Kornelius Simanjuntak mengatakan dari sisi underwriting diperkirakan akan tumbuh sedikit di bawah pertumbuhan premi bruto. "Sekitar 10 persen untuk akhir 2013," kata dia, Rabu (20/11).
Hasil investasi, ucap Kornelius, tetap mengalami pertumbuhan meskipun tidak signifikan, melihat investment yield di 2012 yang hanya 7 persen maka pertumbuhan hasil investasi di 2013 berada di kisaran 8 persen dan sedikit lebih tinggi di 2014.
Hingga kini, pangsa pasar lini usaha asuransi umum masih didominasi asuransi kendaraan bermotor dan properti. "Namun di 2014, akan ada penambahan pangsa pasar baru untuk asuransi mikro," ujarnya.
Industri asuransi umum mencatatkan premi bruto Rp 39,4 triliun pada 2012 tumbuh 14,3 persen dari 2011. Untuk klaim bruto, industri asuransi umum mencatatkan klaim bruto Rp 17,9 triliun, tumbuh 37,5 persen dari 2011.
Pada 2012 terjadi peningkatan dana investasi maupun hasil investasi. Hasil investasi meningkat menjadi Rp 3,2 triliun dari Rp 2,9 triliun pada tahun sebelumnya. Investment yield tercatat sebesar 7 persen pertumbuhan yang lebih kecil dibanding 2011 sebesar 7,6 persen.
Kornelius mengatakan ada beberapa peluang dan tantangan dihadapi industri asuransi umum di 2014, diantaranya pemenuhan permodalan atau ekuitas perusahaan, peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang akan terus mendorong kesehatan perusahaan asuransi dan penyediaan tenaga aktuaris asuransi umum.