PERTH -- Generasi muda di Australia kesulitan menabung dan memiliki pemahaman sempit soal perencanaan keuangan, demikian hasil temuan riset terbaru dari sebuah perusahaan konsultan di Australia.
Riset yang dilakukan Impact Leader menemukan satu dari 3 anak-anak muda di Australia yang berusia antara 18 hingga 34 tahun tidak memiliki tabungan dan banyak yang terlilit utang.
Direktur Manager Impact Leader, Sonya Lipski mengatakan satu dari 5 anak-anak muda diantaranya tidak memiliki uang pegangan sebesar $500 untuk kondisi darurat.
"Hasil ini sangat menyedihkan dan ini data statistik soal uang yang banyak orang keberatan untuk membicarakannya,” kata Lipski.
"Sebenarnya ada 2,5 juta orang muda yang tergolong termarjinalkan keuangannya di Australia dan itu berarti mereka tidak memiliki akses perbankan, kartu kredit maupun asuransi.”
"Hasil dari survey ini menunjukan 1 dari 2 orang anak muda di Australia mengalami tekanan keuangan setiap hari atau setiap pekannya.”
Riset ini juga menemukan membeli rumah merupakan tujuan semua anak muda di Australia, namun hanya 70% yang berhasil membeli rumah impian mereka.
Lipski mengatakan angka pengangguran dikalangan remaja mencapai 17%, dan mereka yang dipecat dari pekerjaannya dengan cepat mengalami kesulitan keuangan.
"Tidak banyak anak muda yang memiliki dana proteksi sehingga banyak dari mereka yang berada dalam situasi dimana mereka tidak mampu menghindar dari situasim sulit ini apalagi mereka tidak punya uang tabungan,” katanya.
Mereka tidak bisa mengakses kredit tradisional melalui bank sehingga banyak orang muda yang benar-benar beralih ke layanan sosial untuk melewati masa sulitnya. "
Dari riset ini juga terungkap banyak kalangan generasi muda di Australia yang terlilit utang untuk membiayai gaya hidup mereka seperti membeli Iphone dan sebagainya, ketimbang fokus pada masa depan ekonomi mereka.