REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Partai Gerindra menyampaikan, pintu terjadinya kecurangan diawali dari persoalan tidak maksimalnya daftar pemilih tetap (DPT) pemilu.
"Persoalan DPT menjadi masalah musiman setiap pemilu berlangsung. Saat ini kembali terulang dengan buruknya validasi DPT pemilu. Ini yang mesti kita waspadai karena kecurangan terjadi akibat DPT amburadul," kata Wasekjen DPP Partai Gerindra, Haris Bobihoe di Mamuju, Rabu (20/11).
Menurutnya, persoalan DPT harus dikawal dengan baik karena berpotensi dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan pemilu.
"Kami intruksikan agar semua caleg Gerindra mulai dari pusat hingga daerah untuk mengawal persoalan DPT. Kegaduhan pada pemilu 2009 juga akibat buruknya DPT," jelasnya.
Haris menyampaikan, para caleg juga diharapkan menguasai jumlah DPT setiap daerahnya. Sehingga pengawasan dilakukan secara maksimal. Gerindra juga membangun komunikasi dengan Bawaslu serta KPU untuk terus menerus membenahi DPT yang invalid.
"Kami menemukan ada warga yang meninggal masuk dalam DPT dan berbagai persoalan lainnya. Makanya, penyelenggara harus bekerja maksimal sehingga warga tidak kehilangan hak konstitusionalnya," ucapnya.
Selain itu kata dia, caleg yang diusung Gerindra juga diharapkan melakukan pengawasan setiap tempat pemungutan suara (TPS). Antara lain, dengan menghadirkan saksi-saksi serta melakukan mobilisasi simpatisan ke tempat pemungutan suara. "Paling tidak ada 15 simpatisan ke TPS. Ini dilakukan untuk mengawasi proses penghitungan suara," jelasnya.