Kamis 21 Nov 2013 09:09 WIB

Polisi Australia Ternyata Mata-matai Anggota Parlemen Mereka

Red:
Kepala komisioner Polisi Federal Australia, Tony Negus
Kepala komisioner Polisi Federal Australia, Tony Negus

CANBERRA -- Pihak Kepolisian Federal Australia, AFP, mengakui melakukan kegiatan pengumpulan data telepon dan internet sedikitnya empat anggota parlemen federal. Hal ini memicu desakan untuk lebih memperketat aturan yang melindungi privacy di Australia.

Pengakuan ini disampaikan Kepala Komisioner AFP Tony Negus, dalam dengar pendapat di Senat Australia, Rabu (20/11), di tengah merebaknya isu penyadapan telepon Presiden Indonesia, Suslo Bambang Yudhoyono oleh intelijen Australia.

Dalam tanya jawab panjang tentang pengumpulan data telepon dan internet atau dikenal dengan metadata itu, Senator Independen Nick Xenophon mencecar Tony Negus detail jumlah anggota parlemen yang dimata-matai. Senator Xenophon bertanya, "berapa banyak anggota parlemen yang telepon dan emailnya dilacak oleh AFP?"

Di luar dugaan, Komisioner Negus menjawab "Kurang dari lima". Metadata adalah informasi tentang lalu-lintas telepon dan internet. Jika satu pesawat telepon dilacak metadatanya, akan ketahuan siapa yang ditelepon dari pesawat itu, siapa yang menelepon. Begitu juga dengan alamat email yang dilacak, akan ketahuan siapa yang di email, siapa yang mengemail.