Kamis 21 Nov 2013 08:51 WIB

Hindari Kredit Bermasalah, Bank 'Ogah' Naikkan Bunga UMKM

Rep: Satya Festianiy/ Red: A.Syalaby Ichsan
Suku bunga bank (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Suku bunga bank (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,5 persen tidak langsung direspons bank dengan menaikan suku bunga kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kenaikan bunga kredit UMKM dikhawatirkan akan mengerek rasio kredit bermasalah (NPL).

PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) hingga saat ini belum menaikan suku bunga kredit UMKM. Terhitung sejak awal BI Rate naik pada Juni, bunga kredit UMKM BRI turun dari 22 persen pada Juni menjadi 19,25 persen pada November.

Direktur UMKM BRI Djarot Kusumayakti mengatakan, UMKM khususnya mikro sebenarnya tidak sensitif dengan kondisi ketidakpastian ekonomi seperti saat ini. Sepanjang ada optimisme, menurutnya, NPL akan tetap terjaga. "Makanya yang kami lakukan sampai sekarang kami belum naikkan suku bunga UMKM," ujar Djarot.

Djarot mengatakan, risiko NPL sebenarnya bukan dari sektor mikro. Kegagalan datang dari industri perbankan karena sensitif atas ketidakpastian. "Mereka (UMKM) adalah orang-orang ahli di bidangnya. Sepanjang aturan-aturan dan iklim yang ada tidak kejut-kejut. Kalau panas dingin sistemnya, bisa shock," ujar dia.