REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah Bali meningkatkan pengamanan Konsulat Jenderal Australia di Denpasar, Bali, untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan pascaisu dugaan penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat negara lainnya.
"Penjagaan itu untuk mengantisipasi gangguan keamanan," kata Kepala Biro Operasi Polda Bali, Komisaris Besar I Gede Alit Widana, di Denpasar, Kamis (21/11).
Menurut dia, Mabes Polri telah memberikan instruksi untuk mengamankan seluruh kantor perwakilan Negeri Kanguru itu setelah merengganggnya hubungan kedua negara pascaterbongkarnya penyadapan yang dilakukan Australia.
Meski demikian, Alit tidak menyebutkan berapa jumlah personel yang dikerahkan untuk kegiatan pengamanan dan sampai kapan penambahan pengamanan itu dilakukan.
"Jumlah personel secukupnya. Tidak bisa kami sebutkan," ucap Mantan Kepala Polresta Denpasar itu.
Dia menjelaskan bahwa kegiatan pengamanan dilakukan oleh petugas kepolisian dari Polresta Denpasar yang dibantu oleh Brimob Polda Bali. Petugas tersebut, kata dia, ditempatkan menyebar di dekat kantor perwakilan Australia itu.
Dari pantauan di Konjen Australia yang berlokasi di Jalan Letda Tantular, Renon, Denpasar, situasi berlangsung kondusif dan berjalan seperti biasanya.
Hanya saja petugas kepolisian yang melakukan kegiatan pengamanan rutin berjumlah dua hingga tiga orang kini ditambah beberapa petugas kepolisian yang melakukan patroli.
Satu mobil patroli dengan beberapa petugas kepolisian juga bersiaga di depan kantor perwakilan Australia itu.