REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
Kesempatan tersebut rupanya dimanfaatkan oleh warga yang tengah berobat untuk menyampaikan berbagai keluhan, terutama yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit itu.
"Tadi ada yang mengeluhkan pelayanannya yang lamban, sehingga warga terpaksa menunggu lama. Keluhan itu masih ada sampai sekarang, tapi sudah mulai menurun jumlahnya," kata gubernur yang akrab disapa Jokowi ini ketika melakukan sidak di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
Menurut Jokowi, pada masa awal diberlakukannya Kartu Jakarta Sehat (KJS), pihaknya banyak menerima keluhan dari warga terkait pelayanan rumah sakit. Namun, sekarang keluhan itu sudah tidak sebanyak saat awal pemberlakuan KJS.
"Keluhan-keluhan itu muncul karena banyak pasien yang memanfaatkan KJS, jadi jumlah pasien yang dilayani juga banyak. Tapi, sebetulnya ini sudah tidak masalah, lama-lama juga normal kok," ujar Jokowi.
Selain lambannya pelayanan rumah sakit, sambung dia, ada pula pasien yang mengaku heran karena jumlah obat yang diterimanya saat ini lebih sedikit daripada sebelumnya.
"Jadi, ada juga pasien yang ngadu ke saya bahwa jumlah obatnya berkurang, jadi lebih sedikit dibandingkan waktu awal-awal berobat," tutur Jokowi.
Terkait keluhan tersebut, Jokowi meminta Direktur Utama RSUD Tarakan Koesmedi Priharto untuk dapat memberikan penjelasan yang baik kepada para pasien.
"Saya minta supaya semua pasien diberi penjelasan yang baik. Kenapa diberikan obat itu, kenapa jumlahnya berkurang. Kasih penjelasan yang baik supaya masyarakat mengerti betul-betul dan tidak ada keluhan seperti itu lagi," tambah Jokowi.