REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) mencoba mencari informasi selepas Ahmad Fathanah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 29 Januari lalu. Namun, LHI mengaku fokusnya bukan pada penangkapan kawan sejak masa kuliahnya di Arab Saudi itu.
LHI mendengar adanya penangkapan Fathanah. Ia mendapat informasi itu dari stafnya. Hanya saja, ia mengaku lebih memerhatikan informasi lainnya. Karena menurut pemberitaan di salah satu media online, ada supir menteri yang turut ditangkap.
"Itu yang membuat saya intensif mencari tahu ada apa dengan supir menteri," kata LHI ketika diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (21/11).
Pada hari Fathanah tertangkap, LHI masih belum mengetahui secara pasti informasi mengenai adanya supir menteri yang ditangkap. Ada dugaan hal itu dikaitkan dengan Menteri Pertanian Suswono, yang merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebagai Presiden PKS saat itu, LHI mengaku terus berusaha mencari tahu situasi yang sebenarnya terjadi. Apalagi, ia mengatakan harus memimpin rapat pleno partain keesokan harinya.
LHI masih belum mendapat kepastian. Pada pagi hari, 30 Januari, LHI ditelepon anak Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim. Menurut LHI, Ridwan mengatakan ada yang mau berbicara. Sosok itu adalah Bunda Putri. Menurut LHI, Bunda Putri mempunyai informasi, karena itu dia bersedia datang ke rumahnya. "(Bunda Putri) tokoh paling banyak informasi berbagai masalah politik," kata dia.
Datang ke rumah Bunda Putri, LHIi menyangkal terkait dengan penangkapan Fathanah. Ia mengaku hanya mencari tahu soal kabar adanya supir menteri yang ditangkap. Karena, LHI menilai, apabila itu terjadi, maka menteri dari partainya bisa menjadi sasaran. Apalagi, ia mengatakan, sudah berhembus akan adanya reshuffle kabinet.
LHI akhirnya mengetahui kabar mengenai adanya supir menteri yang ditangkap itu tidak benar. Ia mengaku harus bisa memperoleh gambaran utuh mengenai kejadian yang tengah ramai dibicarakan. Mengingat LHI harus memimpin rapat pleno. Ia meyakini akan muncul pertanyaan mengenai kejadian yang terjadi.
Hakim anggota mempertanyakan alasan LHI yang lebih memilih bertanya ke Bunda Putri mengenai kabar adanyaa supir menteri yang ditangkap. Padahal, Suswono merupakan kader partainya sendiri. LHI mempunyai alasan. Ia mengatakan, sudah mencoba menghubungi Suswono, tetapi tidak ada jawaban.
"Biasanya kalau tidak diangkat, teleponnya dipegang staf. Staf-staf juga tidak tahu (informasi itu)," ujar LHI.