REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaksa penuntut umum mempunyai sadapan percakapan antara Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) dengan seseorang yang membahas mengenai British Virgin Islands (BVI). Rekaman pembicaraan LHI dengan seseorang ini baru pertama kali di putar dalam persidangan.
Bukan hanya satu, jaksa mempunyai dua rekaman pembicaraan. Pertama terjadi pada 11 Januari 2013 dan pembicaraan lainnya terjadi pada 29 Januari 2013. Jaksa sempat menjelaskan mengenai BVI.
"Salah satu tempat untuk pencucian uang. Ada informasi mengenai tempat penyimpanan uang untuk pengusaha-pengusaha dari semua negara," kata jaksa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (21/11).
Berikut isi rekaman yang ditranskrip jaksa penuntut umum:
Nomor: 0816940797 (Luthfi Hasan Ishaaq)
Nomor: 0811141456 (orang lain)
Rekaman 11 januari 2013
1456: Halo? Pak Luthfi?
0797: Ya Doktor?
1456: Bisa ngomong gak?
0797: Ya, ya doktor
1456: Bisa ngomong gak?
0797: Ya silakan dok
1456: Saya sudah tanyakan masalah BVI. Eeee.. Ni saya bacakan yah Pak?
0797: Iya
1456: Saya sudah dapat informasi tentang BVI. Kalau BVI data pemegang saham tidak muncul di public record. Artinya tidak bisa diketahui oleh masyarakat umum yang mau ngec, yang mau ngecek siapa siapa gak tau. Terkecuali ada keputusan dari pengadilan
0797: Hem. Iya, iya
1456: Itu di manapun sama lah. Keuntungan BVI adalah tidak perlu membayar pajak penghasilan atau corporate income tax atas seluruh bisnisnya. Tapi pemerintah Hongkong dan Bank di Hongkong mempunyai peraturan tentang asal usul uang, satu: perlu memberi, mempunyai dokumen asal usul uang, seratus juta itu apakah itu personal saving ataukah cash flow dari PT negeri mana, misalnya kasus ini
0797: Hem ya
1456: Duitnya dari mana. Oh dari, dari anu. Dubai, simpanan? Gak masalah. Uang injection seratus juta itu masuk.. (suara tidak jelas), masuk sebagai apa? Pinjaman atau modal disetor? Nah nanti kita tanya. Kalau modal disetor untung ruginya apa? Sebagai pinjaman untung ruginya apa? Kalau sebagai pinajam perlu ada surat perjanjan loan
0797: Oke di- email, di email aja Pak? Mungkin gak?
1456: bisa bisa email bapak apa Pak?
0797: Ya oke saya smskan. Saya lagi nyupir ni menuju Aceh
1456: Oh. Oke, sorry, sorry
0797: Ya, ya, ya
1456: Pak, makasih ya
0797: Iya doktor saya sms kan nanti
1456: Iya
Rekaman 29 januari 2013
Nomor: 0816940797 (Luthfi Hasan Ishaaq)
Nomor: 0811141456 (orang lain)
0797; Iya Doktor
1456: Halo.
0797: Aduh maap tadi
1456: Iya pak
0797: Kedatangan tamu pas mau pamitan tamunya tadi, gimana dok?
1456: Oh iya Pak. Pak itu izinnya punya bapak udah keluar ETPP-nya si Swott
0797: Yang itu yang untuk..
1456: Yang pasir besi
0797: Tambang itu
1456: Iya
0797: Iya sudah sudah
1456: Yakin ya pak?
0797: Iya, iya sudah
1456: Karena ini mau dikontrak tiap bulannya itu lima enam hesel Pak. Ini dari keluarganya
0797: Lima enam hesel ya, oke
1456: (Backsound: male: Liem Sioe Liong) Sudono Salim
0797: Oke, iya, iya, oke
1456: Saya enggak berani. Saya mau kasih uang muka dulu. Saya enggak berani.
0797; Iya, iya, saya, saya cek dulu nanti saya kasih copynya. Biar ada copynya ada ininya. Iya 1456; Kedua. He'eh. Saya sudah kirim yang BVI ya Pak, BVI
0797: yang?
1456: British Virgin Island di... LHI
0797: hmmm oh itu
1456: [email protected]
0797: Iya, iya, iya, oke
1456: Nanti nyuwun tulung dipriksani
0797: Oke
1456: Jadi kapan bapak, bapak yang putusin
0797: Baik, baik, baik. Saya akan cek dulu
1456: Terus ini saya mungkin setelah yah Februari akhir ini sudah ada enam. Saya mulai nambang Pak. Saya mulai dari satu dua tambang wis pokoke hasilnya dulu.
0797: Oke
1456; Terus saya lagi nutup tanah diantara Jalan Pemuda sama itu pak, Pulo Gadung ke Prapatan itu tuh harus pak nanti buat (suara kurang jelas)
0797: He'eh
1456: Yah
0797; Iya, iya