REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Gusti Muhammad Hatta mengaku puas mengemudikan sendiri mobil sport listrik 'Selo'. Karena itu, Indonesia harus bisa membuat lompatan untuk segera memproduksi secara massal mobil listrik.
Menristek bersama Rektor UGM, Pratikno pada Jumat (22/11) pagi mengemudikan sendiri mobil listrik sport yang diberi nama 'Selo' dari Balairung Gedung Pusat UGM menuju Boulevard dan kembali ke Balairung. Setelah mengemudi kemudian Menristek naik mobil listrik 'Gendis' terdan bus.
"Saya bisa merasakan sendiri mobil listrik begitu nyaman, halus suaranya, dan rem tidak macet," kata Menristek kepada wartawan seusai mencoba mobil listrik di Balairung UGM Yogyakarta, Jumat (21/11).
Menurut Tatar Yogya Nugroho, Supervisor mobil listrik dari Kupu-kupu Malam, mobil listrik 'Selo' sport warna kuning memiliki spesifikasi motor Eve-Drive 130 Kw setara dengan 180 HP. Menggunakan gear box otomatis dengan empat percepatan.
Sedang rem depan menggunakan wheelwood dengan enam pot dan rem belakang empat pot. "Mobil ini disetting 200 km/jam, namun bisa ditingkatkan lagi," kata Tatar sambil menambahkan mobil ini diselesaikan dalam waktu enam bulan.
Lebih lanjut Menristek mengatakan mobil 'Selo' dan 'Gendis' ini menunjukkan jika bangsa Indonesia memiliki keunggulan dan kemampuan membuat mobil. "Kenapa tidak kita manfaatkan keunggulan-keunggulan tersebut. Kita harus mengembangkan mobil ini," katanya.
Untuk mengembangkannya, kata Gusti, harus ada leap frog (lompatan katak) agar tidak ketinggalan dengan negara lain. "Kalau kita buat mobil yang biasa, terus ikut pameran internasional dianggap masih belajar," kata Gusti.
Namun kalau bangsa Indonesia membuat mobil listrik dan ikut pameran internasional bisa berbangga hati. "Kita dianggap selevel," kata Gusti.
Ketika ditanya kapan mobil listrik ini dikembangkan, Menristek menandaskan secepatnya. Menurut rencana tahun 2014 siap produksi secara massal. Saat ini, kendala baterai dan motor belum bisa memproduksi sendiri.
Sementara Rektor UGM, Pratikno mengungkapkan pihaknya sedang berkonsentrasi penelitian baterai. Baterai lithium yang digunakan mobil listrik yang digunakan ujicoba masih sangat berat dan powernya belum maksimal. "Kita sedang meneliti bisa membuat baterai yang kecil dan ringan, tetapi bisa menyimpan power yang banyak," kata Pratikno.