REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan pengerukan waduk atau sungai harus dilakukan secara terus-menerus (kontinyu), tidak boleh terputus-putus.
"Kalau mau Jakarta tidak banjir, ya pengerukan waduk atau sungai seperti ini harus dilakukan terus-menerus, setiap hari, sepanjang tahun. Bahkan, kalau perlu sepanjang masa," kata gubernur yang akrab disapa Jokowi ini ketika melakukan tinjauan di Waduk Tomang Barat, Jakarta Barat, Jumat (22/11).
Menurut Jokowi, waduk atau sungai yang sudah sangat lama tidak dikeruk dapat menyisakan sedimen lumpur yang tebal di bagian dasarnya, sehingga mengurangi fungsi waduk sebagai penampung air.
"Misalnya di Waduk Tomang Barat ini, waktu itu banyak sekali lumpurnya. Belum lagi sampah. Selain itu, ada eceng gondok juga. Semua harus dibersihkan sampai betul-betul bersih," ujar Jokowi.
Dia menuturkan sampai dengan saat ini, pengerukan Waduk Tomang Barat masih terus dilakukan. Pengerukan itu, lanjut dia, belum pernah terhenti sejak pertama kali dilakukan, yaitu pada pertengahan Oktober 2013.
"Kalau dulu kita lihat banyak sekali 'kan eceng gondoknya. Mungkin bisa dipakai untuk main sepak bola, tinggal tambah gawang. Tapi, sekarang sudah lebih terawat toh," tutur Jokowi sambil tertawa ringan.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Manggas Rudy Siahaan mengungkapkan waduk tersebut akan terus dikeruk hingga mencapai kedalaman empat atau enam meter.
"Selain melakukan pengerukan dan perbaikan tepi waduk, kita juga membangun stasiun pompa di sisi selatan waduk, sehingga kita bisa memantau dan mengendalikan ketinggian air di waduk itu," ungkap Manggas.
Setelah sebelumnya Jokowi dan Manggas melakukan tinjauan ke Kali Mookevart, Jakarta Barat, mereka melanjutkan tinjauannya ke Waduk Tomang Barat. Berdasarkan pantauan Antara di lapangan, terlihat sebanyak tiga eskavator tengah melakukan pengerjaan pengerukan waduk tersebut.