REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Marty Natalegawa telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Seychelles YM Jean Paul Adam dan membahas kerja sama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kunjungan Menlu Seychelles atas undangan Marty dan sekaligus menghadiri pertemuan the 6th Meeting of the Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Indonesia.
“Kami telah membahas upaya peningkatan kerja sama bilateral antara kedua negara dan kerja sama dalam kerangka Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA),” katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Jumat (22/11).
Pembahasan difokuskan pada upaya-upaya peningkatan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, dan kelautan. Di bidang perdagangan, kedua Menlu itu membahas upaya meingkatkan perdagangan langsung antara kedua negara melalui peningkatan konektifitas, baik laut maupun udara.
Secara khusus kedua Menlu juga membahas upaya bersama untuk meningkatkan peran UMKM di kedua negara. Sebagaimana Indonesia, Seychelles juga memberikan perhatian besar dalam upaya untuk meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah. “Khusus mengenai produk UMKM, Indonesia telah menetapkan Seychelles sebagai pintu masuk untuk pasar di negara Afrika lainnya,” ujarnya.
Kedua Menlu itu juga sepakat mengembangkan kerja sama mengenai isu blue economy yang merupakan salah satu gagasan Pemerintah Indonesia di forum-forum global. Seychelles termasuk negara kepulauan di Samudera Hindia yang mengandalkan industri pariwisata sebagai salah satu sumber utama devisa negara. Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Seychelles kuat dan terus berkembang.
Di bidang investasi pada tahun 2012, Seychelles menempati peringkat ke-2 dari investasi negara-negara kawasan Afrika Sub Sahara dan peringkat ke-16 dari seluruh investasi asing di Indonesia. “Investasi Seychelles di Indonesia pada tahun 2012 meningkat 70 persen dibanding tahun 2011,”ucapnya.
Nilai investasi Seychelles di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 136,2 juta dolar AS dan sebesar 79,7 juta dolar AS pada tahun 2011. Investasi Seychelles di Indonesia antara lain dalam sektor industri kertas, industri kimia, hotel dan restoran, pertambangan, serta perkebunan. “Sementara itu, tren perdagangan Indonesia-Seychelles dalam 5 tahun terakhir positif dan terus meningkat,” tuturnya.
Total perdagangan kedua negara pada tahun 2012 mencapai hampir 5,6 juta dolar AS. Sementara pada periode Januari-Juli 2013 telah mencapai 4,3 juta dolar AS atau naik 63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Pada tahun 2012 Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 94 persen. Ekspor utama Indonesia ke Seychelles, diantaranya, kerajinan tangan dan furnitur interior, tekstil dan produk tekstil (TPT).
Kemudian produk makanan, spa, dan kosmetik. Saat ini terdapat sekitar 200 tenaga kerja Indonesia terlatih (profesional) telah memberikan kontribusi penting bagi perkembangan sektor pariwisata Seychelles. Kerja sama Indonesia dan Seychelles di bidang pariwisata akan terus dikembangkan khususnya di bidang eco-tourism.