REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- British Virgin Islands (BVI) muncul di persidangan kasus terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Terdakwa kasus dugaan korupsi permohonan penambahan kuota impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang itu diketahui pernah membicarakan lokasi di daerah kawasan Karibia itu.
Luthfi membicarakan BVI bersama seseorang melalui pembicaraan telepon pada 11 Januari 2013 dan 29 Januari 2013 dengan lawan bicara yang sama. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto mengatakan, ada alasan pemutaran hasil sadapan rekaman itu dalam persidangan.
"Ditujukan untuk mengkonfirmasi dan memberi keyakinan, apakah terjadi proses pencucian uang di sana," kata dia, Jumat (22/11).
Bambang memberikan gambaran mengenai BVI. Ia mengatakan, lokasi itu selalu digunakan para koruptor untuk menyembunyikan hasil kejahatannya. Di sana mereka melakukan money laundering. "Bukan hanya orang Indonesia, tetapi itu heaven bagi para koruptor dibanyak negara lainnya," kata dia.
Luthfi semula tidak mengingat pernah membicarakan soal BVI. Namun setelah jaksa memutarkan rekaman, ia membenarkannya. "Saya mendengar banyak informasi tentang orang-orang yang melakukan berbagai penyimpanan uang dari para politisi," kata dia saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (21/11).
Karena mendapat informasi itu, Luthfi mencoba mencari tahu. Menurut dia, ada sejumlah lokasi yang dikenal sebagai tempat orang-orang menaruh dan menyimpan uang. Ia pun bertanya kepada beberapa orang untuk mengetahui bagaimana situasi di tempat tersebut.
"Tetapi ini informasi terkait beberapa dialog politik tentang orang-orang yang melakukan pilkada-pilkada dengan uang yang sangat luar biasa nominalnya," kata dia.
Salah satu orang yang menjadi sumber informasi Luthfi adalah yang ada dalam rekaman itu. Namun, ia mengaku tidak mengingat siapa lawan bicaranya itu. Ia menyebut mengingat orang itu sebagai pengusaha yang berbisnis jual beli tambang dengan Cina. "Dia punya kontrak dengan perusahaan Cina," kata dia.
Jaksa menanyakan apakah Luthfi memang tertarik untuk menyimpan uang di sana. Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyangkalnya. Ia mengatakan, lawan bicaranya hanya mengasumsikan begitu. "Dia berasumsi seolah-olah saya yang akan melakukan," ujar dia.
Menurut Luthfi, ada beberapa lokasi yang diketahui biasa dijadikan tempat untuk menyimpan uang. Selain BVI, ada Mauritius, dan juga Makau. Namun, ia mengatakan, hanya berusaha mencari informasi dan mendengarkan. "Sebab ada beberapa politisi yang rajin pergi ke sana," kata mantan anggota Komisi I DPR tersebut.
Dalam rekaman, lawan bicara Luthfi menjelaskan mengenai BVI. Antara lain, ia menyebut data pemegang saham tidak muncul di public record. Sehingga tidak diketahui oleh masyarakat umum yang ingin mengeceknya. "Terkecuali ada keputusan dari pengadilan," kata orang disebut 'Doktor' oleh Luthfi itu.
Orang itu juga menyebut keuntungan di BVI adalah tidak perlu membayar pajak penghasilan (corporate income tax) atas seluruh bisnisnya. Orang itu sempat memberikan ilustrasi dengan menggambarkan uang dari Dubai dan bagaimana menjelaskan uang itu.