Sabtu 23 Nov 2013 10:16 WIB

Bagaimana Alquran Memandang Penderitaan?

Red: Endah Hapsari
Seorang Muslim India membaca Alquran saat Ramadhan di sebuah masjid peninggalan era Mughal di New Delhi, India.
Foto: AP PHOTO/Altaf Qadri
Seorang Muslim India membaca Alquran saat Ramadhan di sebuah masjid peninggalan era Mughal di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, Kata menderita dalam Alquran berasal dari bentuk kata kerja dahulu syaqiya dan kata kerja kekinian yasyqa. Bentuk kata bendanya adalah /syaqawah, syaqan, syaqwah, dan syiqwah.

Dalam Ensiklopedia Alquran terungkap seorang alim, Raghib al-Isfahani, mengartikan kata ini sebagai lawan kata sa'adah (kebahagiaan). Seperti halnya kebahagiaan, penderitaan juga bersifat duniawi seperti keburukan atau penderitaan yang terjadi sekarang dan ukhrawi (yang bersifat akhirat), seperti penderitaan yang terjadi nanti.

Alquran  menggunakan istilah syaqiya dalam berbagai perubahan bentuk, seperti dalam surah Hud (11) ayat 106. Allah SWT menjelaskan orang celaka yaitu mereka yang merusak akidahnya. Mereka akan menderita. Mereka yang mengikuti orang-orang sesat maka akan bergelimang dosa. 

Mereka dimasukkan kedalam neraka dan merasakan siksaan dahsyat, hingga merintih, seperti keledai mengembus dan mengisap napasnya disertai rintihan keras. Mereka adalah orang-orang yang tidak mendapatkan rezeki. Dalam pandangan lain, mereka adalah orang yang disiksa. Ayat ini merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya dalam surat yang sama. Allah akan membagi manusia di akhirat menjadi dua kelompok. Pertama adalah mereka yang celaka. Kedua adalah yang bahagia.