REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie memastikan pergantian ketua umum partai berlambang pohon beringin itu digelar setelah Pilpres 2014 mendatang.
Karenanya, pria yang akrab disapa Ical itu meminta isu suksesi tidak lagi dihembuskan elemen organisasi di tingkatan manapun.
"Ketum Partai Golkar nanti kita bicarakan setelah pilpres pada 2014. Jangan lakukan kegiatan itu sekarang, karena itu akan memecah Partai Golkar," kata Ical saat Rapimnas Partai Golkar, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Sabtu (23/11).
Selain itu, percepatan pemilihan ketua umum yang baru, kata Ical, tidak sesuai dengan hasil Musyawarah Nasional Partai Golkar di Pekanbaru, Riau. Yang telah menyepakati masa jabatan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum hingga Oktober 2015.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Theo L Sambuaga menambahkan, dalam anggaran besar dan anggaran rumah tangga Partai Golkar telah disepakati masa jabatan Ical sebagai ketum berakhir Oktober 2015. Keinginan dilakukan pemilihan pengganti ketum sebelum waktu yang ditentukan dinilainya tidak etis. Sebab, seluruh kekuatan partai harus diarahkan untuk pemenangan pileg dan pilpres.
Jika ada organisasi sayap dan ormas yang beraliasi dengan Gokar mengusulkan pencalonan tokoh tertentu sebagai calon ketua umum, menurutnya biasa saja. Sebagai masukan dan pendapat dari anggota organisasi tersebut.
"Sebagai keinginan bisa saja, orang mau jadi lurah bisa saja, keinginan Kosgoro dan ormas lain bisa saja. Tapi kami sudah fokus pada pileg, jangan disibukkan urusan suksesi DPP," kata dia.