REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi partai politik berideologi Islam diinginkan masyarakat sebagai alternatif pada pemilihan umum presiden 2014 nanti. Koalisi diharapkan dapat menyatukan umat Islam yang tersebar di berbagai partai politik lain seperti ditunjukkan hasil jajak pendapat Lembaga Survei Nasional (LSN).
Lantas siapa tokoh yang memiliki potensi menyatukan partai Islam? Melalui survei terbuka, LSN menanyakan kepada responden tokoh yang memiliki potensi menyatukan partai Islam. "Pilihan terbanyak yakni 16.4 persen diperuntukkan bagi Mahfud MD," kata Peneliti Lembaga LSN, Dita Pradipta, di Jakarta, Ahad (24/11).
Kemudian diikuti Rhoma Irama (9.6 persen), Suryadharma Ali (9.1 persen), Amien Rais (7.6 persen), dan Din Syamsuddin (6.1 persen). Setelah itu, muncul nama Said Agil Siradj (5.4 persen), Yusril Ihza Mahendar (4.2 persen), Hidayat Nur Wahid (4.1 persen), Sholahuddin Wahid (3.2 persen), dan Yusuf Mansyur (1.5 persen).
Direktur LSN, Umar S Bakry mengatakan peluang Mahfud MD jika dibandingkan capres populer dari partai nasional seperti Joko Widodo dan Prabowo memang masih kalah jauh. "Tapi Pak Mahfud punya peluang kalau dia didukung koalisi partai Islam. Elektabilitasnya bisa dimantain sebelum pilpres, masih ada waktu," ujar Umar.
Wacana koalisi partai Islam, menurut Umar sebenarnya bisa menjadi ijtihad agar partai Islam tidak terbenam. Sebab, beberapa persoalan yang dihadapi partai Islam belakangan ini membuat elektabilitas dan akseptabilitas partai Islam cenderung emnurun. Namun, dengan jumlah mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, peluang untuk merebut kembali suara pemilih Islam sangat besar.
Koalisi, secara realistis bisa mendongkrak elektabilitas partai Islam. sekaligus menjadi strategi mencari kekuasaan dalam pemilu 2014. "Kalau berkoalisi, bargaining terhadap partai nasionalis akan menguat. Paling tidak dan paling realistis untuk jabatan wakil presiden," kata Umar.
Meski begitu, Umar mengatakan, memang masih banyak halangan dalam menyatukan partai berbasis Islam. Misalnya saja, tidak ada tokoh yang kuat sekaligus bisa diterima oleh semua partai sejak era Gus Dur dan Amien Rais. Kemudian, partai-partai Islam masih dihadapkan pada persoalan perbedaan aliran keagamaan.
Koalisi juga masih tersandung karena kepentingan partai Islam yang berbeda dan cendeurng pragmatis. Partai Islam lebih suka berkoalisi dengan partai nasionalis yang jelas-jelas bisa memberikanmereka bagian dari kekuasaan. Karenanya, Umar menilai sangat penting untuk menyatukan kepentingan semua parpol Islam.