REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang 2014, Al-Azhar Peduli Umat (APU) akan mengurangi kegiatan. Menurut Direktur Eksekutif APU Harry Rachmad, di tahun baru masehi yang tinggal satu bulan lagi event memang dikurangi. Pertimbangannya karena 2014 merupakan tahun politik.
"Event dikurangi karena takut ada yang dompleng," ujarnya saat berbincang dengan Republika, Ahad (24/11).
Harry menjelaskan APU tidak terlalu banyak mengembangkan program baru. Hanya saja program yang sudah ada intensitasnya akan ditingkatkan. Semua program itu tetap berada dalam kerangka besar program Indonesia Gemilang.
Ia berharap APU mampu mengembangkan desa tertinggal yang berada dalam program Desa Gemilang. Sampai saat ini, sudah 30 desa tertinggal yang telah diberdayakan. Targetnya, dalam satu kabupaten ada dua desa yang diberdayakan.
Harry menilai program Desa Gemilang cukup berhasil. Ini terbukti dari desa-desa tersebut yang dijadikan desa rujukan. Desa Gemilang adalah desa yang taraf kehidupan masyarakatnya meningkat.
Dalam rangka menggarap kalangan dhuafa, APU membentuk tak kurang dari 10 desa gemilang di lima kabupaten dan kota, yakni Klaten, Batam, Solo, Makassar dan Cianjur.
Program ini membantu pemenuhan keperluan masyarakat di bidang pendidikan dan infrastruktur, kesehatan, ekonomi dan keagamaan.
Sejauh ini, desa di Indonesia bagian timur belum tersentuh. Program masih difokuskan di Indonesia bagian tengah dan barat.
Terkait pemberdayaan masyarakat melalui zakat, kendala yang utama adalah mengubah sikap mental masyarakat, yakni mengubah mental dari mustahiq menjadi muzakki. "Karena itu kami terus memberi motivasi untuk menumbuhkan etos kerja. Apalagi bagi kalangan lanjut usia," ucapnya.
Untuk mengubah sikap mental itu, APU memberikan pelatihan. Upaya ini dinilai cukup efektif, meski hasilnya tidak bisa instan terlihat. Masyarakat tetap akan didampingi oleh APU.
Harry menambahkan belum memiliki data capaian dana zakat pada tahun ini. Namun, dia optimistis pada 2014 dana zakat akan terkumpul 100 persen.