REPUBLIKA.CO.ID, MATRAMAN -- Pedagang kaki lima (PKL) jas hujan meraup keuntungan berlipat di musim penghujan. Pantauan RoL, sepanjang pinggir jalan Matraman menuju Jatinegara, Jakarta Timur, terdapat pemandangan yang unik dalam satu bulan terakhir ini.
Belasan pedagang jas hujan terlihat berjejer di sepanjang jalan tersebut.bBonteng (21 tahun), adalah salah satu penjaja jas hujan tersebut. Dia mengatakan, berjualan jas hujan dilakukannya untuk mencukupi kebutuhan hidup.
“Berjualan di pinggir jalan sebenarnya was-was, dan berkucing-kucingan dengan Satpol PP,’’ ujarnya saat ditemui di pinggir jalan Matraman menuju Jatinegara, Selasa (26/11).
Menurut Bonteng, berjualan jas hujan di musim penghujan bisa mendapatkan penghasilan yang menjanjikan. Dia mengatakan, jarang sekali ada peluang usaha sebagus jualan jas hujan, tentu saat musim hujan seperti saat ini.
Dalam sehari, Bonteng mengaku bisa mendapat omzet Rp 600 ribu. Sementara laba per hari berkisar Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribu.
Bonteng mengatakan, Senin (25/11) lalu, sekitar pukul 16.00 WIB terdapat lima pedagang jas hujan di pinggir jalan terkena razia Satpol PP. Namun dia mengaku tetap nekat dan akan terus berjualan jas hujan.
PKL jas hujan berjualan dengan sederhana. Mereka hanya butuh modal gerobak dengan panjang dua meter dan lebar 60 cm. Mereka menggunakan beberapa gantungan baju untuk memajang barang dagangannya.
Pantauan RoL, di sepanjang pinggir jalan Matraman menuju Jatinegara, terdapat 17 penjual jas hujan yang di kerumuni pembeli. Mereka berjualan dengan jarak antara satu gerobak dengan yang lainnya berkisar 100 meter. Masing-masing gerobak terdapat tiga orang sampai empat orang pembeli.
Salah satu pembeli, Ahmad Zubaidi (25 tahun) menjelaskan, membeli jas hujan untuk persiapan hujan. “Setiap pulang kerja saya sering kehujanan bahkan harus menunggu hujan reda,” katanya.