Selasa 26 Nov 2013 21:53 WIB

Ini Alasan Proyek Monorail Mundur

Red: Karta Raharja Ucu
 Dua gerbong monorail buatan Cina memasuki kawasan Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (8/6) dini hari.  (Antara/Zabur Karuru)
Dua gerbong monorail buatan Cina memasuki kawasan Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (8/6) dini hari. (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Teknik PT Jakarta Monorail (JM), Bovanantoo mengatakan, mundurnya pelaksanaan proyek monorel untuk optimasi pengerjaan megaproyek transportasi massal berbasis rel tersebut.

"Kalau struktur, nggak usah main-main, saya kira sudah ada spesifikasinya, sudah ada aturannya. Guidelinenya harus diloading test ya diloading test, kalau loading test belum seminggu ya betonnya belum kering, teorinya 48 hari, harus kita ikuti lah," ujar Bovanantoo di Balai Kota, Jakarta, Selasa.

Menurut dia mundurnya pengerjaan proyek monorel itu tidak menimbulkan kerugian karena itu dilakukan

untuk optimasi. Mundur satu langkah akan lebih cepat tujuh langkah.

"Karena betonnya harus kering, baru bisa dibebani. Jadi sabtu mungkin ada pembacaan ornamen-ornamen, instrumen-instrumen ini, spek kami dari engineer china, dia yang akan memutuskan apakah fondasi ini sudah cukup baik, atau bisa dilanjutkan ke tiang-tiang berikutnya. Ini proses yang kita lakukan," ujar dia.

Ini bukan pondasi beton tiang yang lama, lanjutnya, pondasi beton tiang yang dibuat sekarang harus diteliti tingkat kekeringan serta kondisi tanah di sepanjang rute. Ia mengatakan untuk satu beton tiang tidak membutuhkan waktu lama hanya kurang dari 12 jam.

"Jadi ini lagi diperhitungkan 1 tiang, 1 bor saja. Jadi ini lagi dicari optimasinya. Terus yang kedua, Kita sudah ada panduan pemasangan rute," imbuhnya.

Sebelumnya, Bovanantoo mengatakan stasiun monorel Tanah Abang yang berada di jalur biru akan terintegrasi dengan Blok A,B,C, dan G agar menjadi destinasi niaga yang bisa menampung 500 ribu penumpang.

"Tanah abang ini stasiun niaga yang mungkin pertama nanti di Jakarta yang terintegrasi dengan Blok A, B, C, dan D serta jembatan, ini kita buat menjadi destinasi niaga yang bisa menampung kelak pada tahun ke-30 itu bisa 500 ribu penumpang bisa tumpah pada lokasi ini," ujar Bovanantoo di Balai Kota, Jakarta, Selasa (26/11).

Menurut Bovanantoo, pihaknya akan menghidupkan sisi muka atau depan stasiun tersebut yang tidak akan menimbulkan kemacetan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement