Selasa 26 Nov 2013 23:35 WIB

Inggris Ancam Israel Tak Ganggu Perjanjian Nuklir Iran

Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague meminta Israel tidak merusak perjanjian nuklir antara Iran dan sejumlah negara dunia.

"Kami akan mencegah siapa pun di dunia, termasuk Israel, mengambil langkah merusak perjanjian itu dan kami akan membuat semua pihak sangat jelas," kata Hague kepada parlemen, seperti disadur Reuters.

Hague, yang memberi keterangan terkini tentang pembicaraan nuklir di Jenewa, mengaku ia tidak melihat ada negara yang menentang atau mencoba mengganggu perjanjiannya. Namun, Hague menegaskan, Inggris akan menjaga perjanjian itu agar terlaksana.

Amerika Serikat menyatakan, berdasarkan kesepakatan, Teheran akan memperoleh miliaran dolar AS atas pendapatan dari penjualan terbatas minyak dan petrokimia, selain perdagangan emas dan logam mulia lain.

Iran akan menerima bantuan pengurangan hukuman sebagai imbalan dari penghentian beberapa unsur kegiatan nuklirnya, termasuk peluang mendapatkan 1,5 miliar dolar AS dari perdagangan emas dan logam mulia serta pengurangan beberapa hukuman terhadap bidang otomotif dan ekspor petrokimia. Selain itu, kemungkinan pembelian minyak Negeri Para Mullah itu tidak berubah.

"Sejumlah 4,2 miliar dolar dari penjualan tersebut akan diizinkan dikirim berangsur-angsur jika Iran memenuhi janjinya," bunyi laporan Reuters.

Iran dan enam negara tergabung dalam kelompok P5+1, Ahad (24/11) mencapai kesepakatan menghentikan sementara program nuklir Tehran dengan imbalan pencabutan beberapa hukuman ekonomi. Kesepakatan tersebut diraih setelah Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Inggris, Cina, Rusia, dan Iran berunding empat hari di Jenewa, Swiss.

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, yang menggalang perundingan dengan Iran mewakili P5+1, mengatakan kesepakatan tersebut adalah langkah awal untuk perundingan lebih menyeluruh.

AS menyatakan kesepakatan di Jenewa akan menghentikan sementara beberapa kegiatan nuklir Iran, termasuk pembangunan pembangkit penelitian di Arak, yang sejak lama diduga negara Barat menjadi tempat pengembangan senjata nuklir. Diplomasi Iran dengan sejumlah negara Barat menunjukkan tanda perbaikan setelah Hassan Rouhani terpilih menjadi presiden pada Juni.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement