REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Hasil penelitian di sebuah lembaga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), ternyata sekitar 50 persen remaja putri terserang penyakit anemia.
Dengan adanya temuan itu membuat Forum Komunikasi Dokter dan Dokter Gigi (FKDDG) se -Kota Banjarmasin menggelar kegiatan bakti sosial guna memberikan obat tambah darah secara cuma-cuma ke sekolah tersebut, kata Ketua FKDDG Banjarmasin Dr Fuat, Rabu (27/11).
Kegiatan pembagian obat tambah darah yang dilakukan forum ini dalam rangka memperingati hari Kesehatan yang ke 49, sekaligus mengajak remaja putri untuk menambah asupan dan merubah pola makan supaya tak terjadi anemia yang berdampak lesu, lemah, letih, dan lalai juga sering pusing.
Fuat mengatakan animia merupakan penyakit yang kerap menyerang para remaja, karena itulah dalam rangka bakti sosial selain memberikan pengarahan masalah pentingnya menjaga pola makan, juga memberikan konsultasi gratis, pemeriksaan HB, tensi, dan tinggi badan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengajak remaja putri untuk menjaga agar tidak terjadi anemia, yakni menjaga agar tidak terjadi penurunan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (HB) dalam darah.
Anemia selain disebabkan kurang asupan zat besi melalui makanan sementara kebutuhan zat besinya cukup dan tinggi untuk pertumbuhan, di samping faktor lain kebiasanaan makanan kurang zat gizi, vitamin c, dan protein.
Fuat juga menerangkan akibat anemia, yaitu menurunkan daya tubuh sehingga mudah sakit dan produktivitas kerja rendah, menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, serta menganggu pertumbuhan tinggi badan.
Cara mencegahnya, selain konsumsi makanan kaya zat besi juga mengonsumsikan B12 seperti hati, kerang-kerangan, udang, ragi misalnya tempe ikan, dan sumber protein hewani dan nabati. Berdasarkan laporan Bakti sosial 300 pelajar putri dan 200 pelajar putra dari SMP 8, SMP 11, SMP 34, dan SMA 10,mereka memperoleh pelayanan kesehatan oleh 50 dokter Puskesmas se-Kota Banjarmasin.