REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- Sejumlah dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari, Sentani, Kabupaten Jayapura, turut melakukan aksi demo yang dilaksanakan serentak oleh para dokter se-Indonesia. Meski begitu, pelayanan di RSUD tetap berjalan.
Direktur Utama RSUD Yowari dr. Frans Sigala mengatakan pihaknya masih tetap melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang datang berobat.
"Kami hanya mengikuti undangan aksi demo atas anjuran pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dikirim ke RSUD Yowari," kata dia di Sentani, Rabu.
Ia menuturkan, UGD (Unit Gawat Darurat) tetap buka dan melayani masyarakat yang datang. Selain itu, hari ini (27/11) pihaknya juga tetap melaksanakan operasi bagi masyarakat.
"Tidak ada perintah khusus untuk mengikuti aksi demo ini, siapa saja yang hendak berdemo dipersilahkan, tetapi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan juga menjadi prioritas," ujarnya.
dr. Frans menjelaskan bahwa kedepannya pemerintah harus lebih banyak berkoordinasi agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Pasalnya, untuk di Papua sendiri, tenaga dokter sudah sangat minim sehingga dengan adanya kejadian seperti ini bisa jadi banyak dokter justru enggan bertugas di Papua.
"Di beberapa rumah sakit di Papua masih ada yang kekurangan peralatan medis, nah dengan kejadian seperti ini, maka selain akan minim tenaga dokter, kualitas pelayanan kesehatan di Papua akan makin menurun bukannya meningkat," urainya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, harus ada komunikasi yang baik antara pemerintah, dokter dan masyarakat. Dimana pemerintah harus bisa paham kondisi masing-masing wilayah pelayanan kesehatan di Indonesia. Tidak hanya itu, jika pemerintah dan dokter kurang komunikasi maka yang akan menjadi korban adalah masyarakat.
"Sebenarnya kejadian ini bukanlah seluruhnya disebabkan oleh masyarakat, mungkin masyarakat belum paham betul fungsi dokter," katanya lagi.
Sebelumnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah memberikan lampu hijau untuk aksi demo para dokter yang digelar pada Rabu (27/11) sebagai bentuk dukungan terhadap dr. Dewa Ayu Prawani SpOG dan dr. Hendry Simanjuntak SpOG yang dijebloskan ke penjara karena kasus pasiennya yang meninggal.