REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan dokter di RSUP Dr Sardjito melakukan aksi solidaritas terhadap dr Made Ayu, SpOG di Manado yang ditahan karena belum berhasil menyelamatkan pasien.
Aksi tersebut dilakukan dengan pembacaan orasi keprihatinan, di depan Halaman Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito, Rabu (27/11).
Dalam aksinya para dokter yang mengenakan pita hitam di lengan kanannya ada yang membawa spanduk bertuliskan, 'Selamatkan Dokter Indonesia', 'Stop Kriminalisasi Dokter' serta mengucapkan yel-yel 'Hidup Dokter Indonesia.'
Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr Sardjito, Prof Moh. Anwar dalam orasinya mengatakan pada prinsipnya dokter melindungi pasien.
Apabila dokter melakukan kesalahan yang melakukan sanksi bukan badan peradilan, melainkan Majelis Kehormatan Dokter Indonesia.
Dokter tidak boleh dipidana sembarangan. Kalaupun dokter melakukan kesalahan yang menilai dokter salah
atau tidak harus Majelis Kehormatan Dokter Indonesia (MKDI), bukan badan peradilan.
Dalam UU Praktek Kedokteran disebutkan setiap orang berhak mendapatkan ganti rugi oleh kesalahan atau malapraktek dan yang dinilai bukan hasil perbuatan tetapi proses. Namun sebelumnya harus dianalsis untuk dipastikan ada tidaknya malapraktek. Dokter berhak mendapatkan perlindungan.
Sementara itu Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP Dr Sardjito dr Susanto Maduseno meminta kepada dokter di RSUP Dr Sardjito untuk tetap praktik.
"Aksi secata nasional ini upaya yang sudah dilaksanakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Dari Kementerian Kesehatan memerintahkan jangan sampai rumah sakit mensetop untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena masyarakat membutuhkan pelayanan dokter sehingga jangan sampai mengecewakan masyarakat. Ini aksi solidaritas dan memberikan dukungan emosional, tetapi apa artinya merugikan kepentingan masyarakat luas," tuturnya yang diikuti suara "huuuu" beberapa dokter yang ikut aksi.
Sementara itu Prof Anwar mengatakan dirinya selaku senior dokter spesialis obestetri dan Ginekologi di RSUP Dr Sardjito dan Dosen di Fakultas Kedokteran UGM tetap akan melakukan aksi solidaritas dengan tidak akan melakukan praktik sehari (red. Rabu,27/11).
"Kami betul-betul prihatin, karena menyangkut kredibilitas POGI (Persatuasn Obstetri dan Ginekologi Indonesia). Kami bukannya menentang Direktur RSUP Dr Sardjito maupun Menteri Kesehatan, tetapi hanya sebagai tanda solidaritas dan ini tidak merugikan pasien. Karena pasien obsgin yang tidak emergency bisa dilayani besok," kata Prof Anwar yang juga sebagai Ketua Program Permata Hati RSUP Dr Sardjito ini kepada Republika.