REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Di tengah masih banyaknya perusahaan daerah air minum (PDAM) yang belum sehat keuangannya, ada lima bank BUMN dan BUMD yang menyatakan komitmen untuk mendukung pengembangan PDAM melalui percepatan penyediaan air minum di Indonesia.
Pada Musyawarah Antar Perusahaan Air Minum Nasional (Mapamnas) XII, Rabu (27/11), M Zakaria Amin Ketua Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengatakan lima bank tersebut bersedia membantu pengembangan PDAM di Indonesia untuk percepatan penyediaan air minum dengan menyediakan dana pinjaman sebesar Rp 4,22 triliun.
Menurut Zakaria, program percepatan penyediaan air minum sesuai Peraturan Presiden No.29/2009 akan didanai Bank BRI sebesar Rp 1,8 triliun, Bank BNI Rp 1,8 triliun, Bank Jabar Banten Rp 500 miliar, Bank Kalsel Rp 512 miliar dan Bank Mandiri Rp 0,4 triliun.
Sampai saat ini ada tiga perusahaan PDAM yang telah menandatangani akad kredit dengan total pinjaman sebesar 50,18 miliar, yaitu PDAM Kabupaten Bogor dengan Bank BRI, PDAM Kabupaten Ciamis dengan Bank Jabar Banten, dan PDAM Kabupaten Lombok Timur dengan Bank BNI.
“Masih ada tiga perusahaan PDAM lagi yang sedang dalam proses persetujuan komite verifikasi, yaitu PDAM Kota Malang, PDAM Kota Banjarmasin, dan PDAM Kabupaten Tasikmalaya,” kata Zakaria.
Zakaria menjelaskan, kebutuhan pendanaan untuk mencapai target MDGs 2015 masih cukup besar mencapai Rp 65,27 triliun. “Kemampuan pendanaan pemerintah melalui dana APBN hanya sebesar Rp 37,62 triliun, sehingga kesenjangan pembiayaan sebesar Rp 27,64 triliun diharapkan dapat dipenuhi dari berbagai sumber pendanaan di luar APBN,” ungkapnya.