REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Mahfudz Siddiq mengatakan, ide koalisi partai Islam memang kuat. Namun, ia berkata, makin ke sini pemikiran itu mulai bergeser.
Mahfudz menyebut, pergeseran itu tidak terlepas dari pilihan politik masyarakat yang tidak lagi bersandar pada aliran tertentu. "Sekarang ini lebih kepada pilihan politk yang bisa menjawab tantangan-tantangan yang nyata. Program nyata," sebut Mahfudz di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/11).
Menurut Mahfudz, ke depan partai Islam harus lebih melihat kondisi itu. Kemudian, ia mengatakan, partai Islam harus menunjukkan kinerja yang nyata. Sehingga kembali mempunyai daya tarik kepada masyarakat. "Mampu memberikan solusi-solusi pelbagai persoalan," tuturnya.
Soal koalisi, kata Mahfudz, PKS terlebih dahulu memulai untuk memunculkan calon presiden atau wakil presiden. Selain untuk kebutuhan intternal, juga untuk kepentingan eksternal. Dari sisi eksternal, nanti akan berkembang menuju wacana koalisi. "Tentu saja agendanya mengarah ke sana," sebut Mahfudz.
Berbicara terpisah, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PKS, Taufik Ridho juga mengatakan, partainya masih belum terlalu fokus untuk masalah koalisi. Kalaupun akan berkoalisi, ia mengatakan, PKS tidak akan terpatok pada partai Islam saja. Karena, ia mengatakan, kepentingan yang lebih besar, kepentingan bangsa, yang menjadi acuan. "Kita berkoalisi dengan siapa saja," ujarnya.