Rabu 27 Nov 2013 19:02 WIB

120 Dokter di Lebak Mogok Kerja

 Ratusan dokter melakukan aksi long march menuju Istana Merdeka di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (27/11).  (Republika/Agung Supriyanto)
Ratusan dokter melakukan aksi long march menuju Istana Merdeka di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (27/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 120 dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Adjidarmo Rangkasbitung, Puskesmas, dan Klinik di Kabupaten Lebak, Banten, Rabu, mogok kerja.

Aksi mogok menuntut pembebasan dr Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG dan kawan-kawan dari hukuman penjara selama 10 bulan.

"Kami sebagai tenaga dokter tentu merasa prihatin dengan kejadian diskriminasi itu, padahal dr Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG menjalankan tugas sesuai standar operasional prosedur (SOP) kedokteran dan tidak melakukan pelanggaran," kata Ketua IDI Kabupaten Lebak dr Andi Gajali Said dalam orasinya, Rabu.

Menurut dia, peristiwa penahanan dr Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG dan kawan-kawan merupakan keprihatinan bagi profesi dokter di seluruh Indonesia.

Sebab tindakan medis yang dilakukan dokter Ayu hingga mengakibatkan kematian pasiennya di RSUD dr Kandouw, Manado, Sulawesi Utara, tidak mengandung unsur kelalaian.

Mereka telah melaksanakan tugasnya dengan standar prosedur tindakan kegawatdaruratan standar rumah sakit.

Karena itu, pihaknya menuntut empat tuntutan antara lain satu, penghapusan segala bentuk kriminalisasi terhadap dokter, dua, penangguhan penahanan dokter Ayu dan kawan-kawan.

Tuntutan ketiga, ditinjau kembali PK atas kasus dokter Ayu dan keempat, dihilangkan tuntutan pidana atas segala risiko pengobatan dan tindakan medis dokter.

"Kami merasa prihatin nasib dokter saat ini dan perlakuan hukum terhadap profesi dokter," ujarnya.

Begitu pula, dr Wiliyanto dalam orasinya mengatakan, sebetulnya tindakan yang dilakukan dokter Ayu sesuai prosedur kegawatdaruratan rumah sakit untuk menolong pasien itu.

"Saya kira dia melaksanakan tugas dengan benar dan sesuai SOP kedokteran," katanya.

Sementara itu, pantauan RSUD Adjidarmo Rangkasbitung tampak sepi dari pengunjung pasien yang hendak berobat menyusul aksi mogok dokter tersebut.

Biasanya setiap hari, kondisi rumah sakit tersebut padat pengunjung dari berbagai daerah di Kabupaten Lebak yang hendak berobat.

"Kami merasa kecewa dengan tidak adanya tenaga dokter itu dan kami terpaksa pulang kembali ke rumah," kata Nurmanah, seorang pengunjung yang hendak berobat di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement