Rabu 27 Nov 2013 20:33 WIB

Dokter RSUP Manado Lakukan Aksi Solidaritas

 Sejumlah dokter melakukan aksi solidaritas tolak kriminalisasi dokter di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (27/11).  (Republika/Tahta Aidilla)
Sejumlah dokter melakukan aksi solidaritas tolak kriminalisasi dokter di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (27/11). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Ratusan dokter, perawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou Malalayang Manado, Sulawesi Utara, menggelar aksi solidaritas dan keprihatinan atas kriminalisasi dokter yang dialami beberapa rekan seprofesi mereka.

"Aksi solidaritas ini untuk menyatakan sikap menolak kriminalisasi dokter," kata Wakil Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Utara dr Fandy Gosal di Manado Rabu.

Fandy Gosal mengatakan, pada aksi solidaritas tersebut antara lain dilakukan doa bersama.

"Doa bersama itu untuk masyarakat serta keamanan dokter," kata Gosal.

Direktur RSUP Prof Kandou Malalayang, dr Max Rondonuwu mengatakan aksi keprihatinan itu dilakukan dokter dan keluarga besar rumah sakit tersebut.

Pada aksi tersebut antara lain penyematan pita hitam di bagian lengan kanan sebagai wujud keprihatinan terhadap kasus yang dialami dr Ayu, dr Hendry dan dr Hendy.

Juga dilakukan doa bersama yang antara lain mendoakan masalah hukum dialami ketiga dokter itu yang merupakan teman sejawat, supaya diberikan ketabahan kepada keluarga mereka.

Juga dilakukan doa, supaya para dokter, perawat dan seluruh staf rumah sakit untuk tetap semangat melayani masyarakat, pasien dan keadilan dari pengambil keputusan agar supaya para dokter tenang bekerja dan bisa dilindungi.

"Para dokter melakukan hal yang mulia, melayani dan tidak ada niat sama sekali petugas kesehatan melakukan kriminal kepada pasien," katanya.

Menurut Rondonuwu, kendatipun ada aksi solidaritas dan keprihatinan tersebut, namun pelayanan di rumah sakit itu tetap berjalan.

Kalaupun ada poliklinik yang tutup, ada petugas mengalihkan pasien itu ke gawat darurat.

"Tetapi ada sejumlah poliklinik tetap buka seperti poliklinik jantung, poliklinik paru serta lainnya," katanya.

Setelah melakukan aksi solidaritas di rumah sakit tersebut, para dokter kemudian melanjutkan kegiatan serupa di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Malendeng Manado, tempat ditahannya dua dokter tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement