Rabu 27 Nov 2013 21:50 WIB

Warga Balikpapan Tolak Bunga dari Dokter

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sejumlah dokter melakukan aksi solidaritas tolak kriminalisasi dokter di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (27/11).  (Republika/Tahta Aidilla)
Sejumlah dokter melakukan aksi solidaritas tolak kriminalisasi dokter di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (27/11). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN --  Masyarakat Balikpapan menolak menerima bunga yang diberikan para dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang melakukan aksi mogok di pertigaan Balikpapan Plaza, Rabu (27/11).

"Dengan melakukan mogok ini, dokter-dokter itu sudah melanggar sumpahnya sendiri untuk melayani masyarakat. Karena itu saya menolak menerima bunga dari para dokter tersebut," kata Rudi, salah seorang pengendara motor yang melintas di Jalan Jenderal Soedirman di pertigaan itu.

Warga Balikpapan itu menolak bunga putih yang diberikan seorang dokter yang menggelar unjukrasa sebagai salah satu wujud solidaritas dan keprihatinan mereka terhadap penahanan drDewa Ayu Sasiary Prawani, Hendry Simanjuntak, dan Hendy Siagian di Manado, Sulawesi Utara yang dituduh melakukan malpraktek.

Rudi, warga kilometer (KM) 5 Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan mengatakan, mogok adalah khas buruh, bukan kaum profesional seperti dokter. "Mogok adalah senjata pamungkas kaum buruh untuk memaksa pengusaha memberikan hak-hak mereka. Bahkan bagi buruh, melakukan mogok kerja sangat berisiko pada pekerjaan mereka," katanya.