Kamis 28 Nov 2013 17:29 WIB

WNI Overstayers Keluhkan Tempat Penampungan di Jeddah

Rep: Nurhamidah/ Red: Dewi Mardiani
WNI overstayer (WNIO) melakukan pendataan di Madinatul Hujjaj, Jeddah, Arab Saudi.
Foto: Dok. KJRI Jeddah
WNI overstayer (WNIO) melakukan pendataan di Madinatul Hujjaj, Jeddah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Warga Negara Indonesia (WNI) overstayers mengeluhkan kondisi di Pusat Penampungan Imigrasi Shumaisi – Jeddah. Adapun yang dikeluhkan terkait tempat tinggal maupun pemberian makanan.

Iis (36) seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Cianjur memaparkan kondisi penampungan saat menetap sementara disana. Ia selama 23 hari berada di tempat penampungan tersebut sebelum pulang ke tanah air pada hari ini. “Tidur hanya di alas, untuk makan kadang rebutan atau beli sendiri karena gak cukup,” katanya di Ruang Tunggu TKI, Bandara Soekarno Hatta, Kamis (28/11).

Iis mengaku jenis makanan yang biasa dikonsumsi seringnya hanya mie instan. Hal itulah yang kadang para TKI ada yang membeli makanan sendiri. Untuk tempat tidur adapula yang hanya menggunakan alas bukan kasur. Adapula beberapa TKI yang terpaksa kehilangan barang berharga saat di penampungan tersebut.

Kasie Pidana Perlindungan WNI di Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri, Hannan Hadi menuturkan tidak mengetahui pasti kondisi penampungan di Jeddah saat ini. Namun menurutnya sebelum masuk ke penampungan maka WNI overstayers harus di data terlebih dahulu. TKI yang belum dilakukan pendataan maka harus menunggu di tempat Reception Hall.

“Kalau yang di Reception Hall letaknya di luar tidak menerima konsumsi. Apabila yang sudah didata baru dikasih makanan karena sudah di dalam,” ungkapnya di TKI Lounge, Bandara Soekarno Hatta.

Menurutnya, tempat penampungan di Shumaisi Jeddah tersebut baru beroperasi 4 November 2013. Ia mengakui saat ini jumlah staf terbatas sehingga tidak sepadan dengan jumlah WNI overstayers. Hal itulah yang membuat penyaluran kebutuhan logistik menjadi terbatas akibat keterbatasan personel.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement