REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot S Wisnusubroto, mengeklaim pihaknya sukses mengelola nuklir di Tanah Air.
"Batan sudah sukses mengelola nuklir baik di Serpong maupun di Bandung," kata Djarot di Jakarta, Kamis (28/11).
Dia mengatakan kesuksesan Batan dalam mengelola reaktor bisa dibuktikan dengan tidak adanya reaktor yang bocor maupun pencemaran radioaktif. "Jadi dengan kata lain, Batan sanggup jika ada pembangkit listrik tenaga nuklir. Tenaga nuklir kita tidak kalah dengan tenaga luar negeri," katanya.
Hal itu, kata dia, membuktikan bahwa pengembangan nuklir aman dan tidak perlu dikhawatirkan. "Batan juga sudah melakukan sosialisasi baik di media massa dan media sosial." Pihaknya akan tetap melakukan sosialisasi untuk memberi informasi mengenai nuklir pada masyarakat.
Hasil survei Badan Tenaga Nuklir Nasional melalui lembaga survei independen PT Iconesia Solusi Prioritas) menyebutkan 76,5 persen masyarakat di Tanah Air menyetujui pengembangan Iptek Nuklir.
Sebanyak 76,5 persen menyetujui pengembangan nuklir baik untuk energi, kesehatan, peternakan, dan pangan. Survei yang dilakukan pada 2013 itu juga menyebutkan, sebanyak 60,4 persen masyarakat menyetujui pengembangan nuklir di bidang energi atau pembangunan PLTN.
Sementara pada tingkat Jawa-Madura-Bali, diketahui sebanyak 75 persen masyarakat di wilayah itu menyetujui pengembangan Iptek nuklir di Tanah Air. Namun, lanjutnya, masih ada kekhawatiran masyarakat seperti akan timbulnya pencemaran radioaktif, kekhawatiran terjadinya kecelakaan atau bocornya reaktor nuklir, dan anggapan bahwa pembangkit listrik masih mencukupi.
Survei tersebut melibatkan 3.000 responden tingkat nasional, dan 1.000 responden di Jawa, Madura, dan Bali.
Survei itu mengunakan metode "multistage cluster random sampling".